JAKARTA, KOMPAS — Investasi perusahaan Indonesia ke luar negeri bisa terus meningkat seiring perkembangan ekonomi yang membaik. Langkah ini perlu didorong karena menjadi salah satu tumpuan perpanjangan kepentingan nasional.
Investasi perusahaan-perusahaan dari negara maju, misalnya, dilakukan untuk berbagai kepentingan. Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Maxensius Tri Sambodo, menjelaskan, kepentingan perusahaan itu, antara lain, adalah mendapatkan bahan baku, ekspansi dan penguasaan pangsa pasar, serta meningkatkan efisiensi. ”Kalau melihat sejarah Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara maju lain, mereka berinvestasi ke luar negeri,” kata Sambodo, Kamis (4/1) malam, di Jakarta.
Meskipun berada di luar negeri, perusahaan Indonesia tersebut sebenarnya juga membawa agenda kepentingan nasional. ”Seperti Pertamina, yang membuka tender baru di Timur Tengah, itu sebenarnya untuk perpanjangan kepentingan nasional,” kata Sambodo.
Direktur Eksekutif Indonesian Agency for Outbond Investment Development Guspiabri Sumowigeno mengatakan, investasi pabrik dari satu negara ke negara lain di kawasan Asia Tenggara juga merupakan salah satu implikasi integrasi ekonomi melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pajak atau tarif keluar masuk barang antarnegara di kawasan Asia Tenggara menjadi sangat rendah, bahkan nol. Pembangunan pabrik di luar negeri bertujuan untuk mendekatkan bisnis dengan pasar ekspor.
”Dengan demikian, pembangunan pabrik di luar negeri tidak hanya untuk penetrasi pasar, tetapi barang juga bisa dikirim lagi ke Indonesia,” kata Guspiabri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah berkonsentrasi mengembangkan rantai pasok regional di ASEAN untuk sektor industri otomotif, industri elektronika, industri makanan dan minuman, serta industri kemasan. ”Kita tidak lagi hanya sebagai penerima atau meminta investasi dari sejumlah negara ASEAN. Industri-industri Indonesia saat ini sudah mulai berinvestasi ke luar. Di negara strategis, Vietnam misalnya, sudah ada sekitar 50 pabrik yang terkait dengan pabrik di Indonesia,” kata Airlangga. (CAS)