JAKARTA, KOMPAS — Indonesia berpotensi besar memasarkan peralatan kantor dan sekolah. Meski demikian, perusahaan mesti menggunakan strategi yang tepat agar harga dan kualitas produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.
”Kebutuhan peralatan kantor dan sekolah di Indonesia besar. Ada 168.000 sekolah negeri dari TK hingga SMA. Lalu, ada sekitar 130.000 sekolah swasta TK hingga SLTA serta lebih dari 4.000 sekolah perguruan tinggi,” ujar Ketua Persatuan Guru Besar Indonesia Sihol Situngkir, dalam acara pembukaan cabang PT Deli Group Indonesia, Sabtu (6/1), di Jakarta.
Saat ini, sebagian besar perusahaan peralatan kantor dan sekolah yang berbisnis di Indonesia berasal dari luar negeri.
”Sekitar 30-40 persen perusahaan itu berasal dari Jepang, Korea Selatan, dan China,” kata Direktur Perdagangan dan Pemasaran PT Gramedia Asri Media Ignatius Heri Darmawan.
Menurut Heri, setiap perusahaan memiliki pasar sendiri. Ia mencontohkan, Jepang menyasar kelas menengah ke atas, sedangkan China kelas menengah ke bawah.
”Produk China memiliki banyak varian. Kualitasnya tidak kalah dengan produk negara lain,” ujarnya.
Salah satu perusahaan alat tulis asal China adalah Deli. Perusahaan itu berbisnis di Indonesia sejak tiga tahun lalu bersama distributor PT United Product International Indonesia. Produk perusahaan itu, antara lain perekat, kalkulator, produk pengarsipan, alat tulis siswa, dan alat tulis.
Manajer Umum PT Deli Group Indonesia Peter Halim menuturkan, tantangan di Indonesia adalah persepsi masyarakat tentang produk China. (DD07)