JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan Jalur Lintas Selatan-selatan dilanjutkan dengan target tersambung seluruhnya pada 2019. Tahun ini, salah satu sumber pembiayaannya akan berasal dari pinjaman Bank Pembangunan Islam (IDB) senilai 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,358 triliun.
Dari total 1.602,99 kilometer (km) Jalur Lintas Selatan-selatan yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur, yang sudah terhubung sepanjang 1.177,82 km. Dengan demikian, ada 425,17 km jalan yang belum tersambung di Jawa Tengah (73,37 km), DI Yogyakarta (55,90 km), dan Jawa Timur (295,90 km).
Jalur Lintas Selatan-selatan adalah jalan nasional yang menyusuri pantai selatan Pulau Jawa.
”Saat ini di beberapa tempat jalurnya tersambung dengan jalur provinsi, baru kemudian kembali ke Jalur Lintas Selatan-selatan. Kemudian, ada beberapa titik jalan yang tingkat kemiringannya tinggi. Karena itu, kami mendorong jalur itu menjadi jalur wisata,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto, Senin (8/1), di Jakarta.
Saat ini, Jalur Lintas Selatan-selatan tengah dibangun dengan pinjaman dari IDB sebesar 250 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,349 triliun. Pinjaman tersebut dibagi menjadi 8 paket untuk membangun Jalur Lintas Selatan-selatan sepanjang 82 km, baik di wilayah Jateng, DI Yogyakarta, maupun Jatim. Masih ada 343 km Jalur Lintas Selatan-selatan di Jateng, DI Yogyakarta, dan Jatim yang belum tersambung.
Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra, mengatakan, pembangunan jalan sepanjang 343 km itu kemungkinan akan dibiayai lagi menggunakan pinjaman IDB. Pemerintah akan mengajukan pinjaman ke IDB tahap 2 sekitar 400 juta dollar AS.
”Pinjaman yang sebelumnya sudah berjalan. Kemudian ada tawaran pinjaman dari IDB lagi. Sekarang kami sedang menyiapkan proposal pinjamannya. Targetnya, pada 2019 seluruh Jalur Lintas Selatan-selatan sudah dapat tersambung,” kata Arief. (NAD)