JAKARTA, KOMPAS — Memasuki usia kedelapan, laman pemasaran Bukalapak berencana membangun pusat riset dan pengembangan seluas 4.000 meter persegi di Bandung, Jawa Barat. Pembangunan direncanakan mulai pertengahan 2018.
Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky, di sela-sela konferensi pers peringatan ulang tahun kedelapan Bukalapak, Rabu (10/1), di Jakarta, mengatakan hal tersebut. Menurut dia, pusat riset dan pengembangan itu dipakai untuk berinovasi banyak produk kecerdasan buatan, benda terhubung internet, dan solusi finansial.
Bandung dipilih karena di tempat ini berdiri banyak perguruan tinggi dengan aneka program studi teknologi. Para lulusannya pun dikenal banyak terserap di dunia industri.
Achmad mengatakan, para lulusan pendidikan lokal memiliki kompetensi tidak kalah bagus dibandingkan dengan pendidikan asing. Harapan dia, pusat riset dan pengembangan itu nantinya bisa menyerap lebih banyak lulusan lokal.
”Nantinya sekitar 30 persen tim teknis Bukalapak di Bandung. Saat ini, kami sudah punya kantor cabang di sana walaupun jumlahnya baru 20 orang,” ujarnya tanpa menjelaskan secara rinci alokasi dana yang disiapkan untuk membangun pusat riset dan pengembangan.
Bukalapak didirikan Achmad bersama Nugroho Herucahyono pada 2010. Semangat keduanya adalah memajukan komunitas usaha mikro, kecil, dan menengah.
Selama delapan tahun beroperasi, Achmad menyebutkan sejumlah pencapaian. Misalnya, jumlah pelapak tahun 2017 sudah 2,2 juta orang. Kemudian, nilai transaksi naik 3-4 kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. Volume transaksi per hari tercatat sekitar 320.000. Terakhir, 35 juta orang sudah menjadi pengguna ataupun orang yang belanja.
Pencapaian tidak kalah penting bagi dirinya adalah ekosistem solusi finansial, yaitu Buka Dompet, Buka Emas, Buka Reksa, dan Buka Modal. Buka Dompet atau dompet elektronik Bukalapak telah menjadi alat pembayaran transaksi kedua terbesar setelah transfer bank meskipun sekarang statusnya masih dibekukan Bank Indonesia. Buka Emas melayani serta mengajak konsumen berani berinvestasi logam mulia.
Buka Reksa menjadi fitur pelayanan jual-beli reksa dana. Total pengguna telah mencapai lebih dari 50.000 orang. Adapun Buka Modal menjadi sarana penyaluran dukungan pembiayaan bagi pelapak UMKM.
”Delapan tahun kedua baru dimulai. Kami memilih tidak fokus pada kompetisi. Sebagai gantinya, kami mencitrakan diri sebagai laman pemasaran yang dekat dengan konsumen,” katanya.
Bukalapak akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Aneka produk yang siap ditelurkan di pusat riset dan inovasi nantinya dipakai untuk mewujudkan keinginan itu.
Menyoal pendanaan, dia akui ada keterbatasan. Namun, dia optimistis semua rencana dan strategi tetap bisa berjalan lancar.
Saat ditanya terkait start up unicorn (perusahaan dengan nilai valuasi 1 miliar dollar AS), Achmad mengklaim perusahaannya sudah mencapai tahap itu. Hanya saja, dia mengakui para investor di balik Bukalapak belum mengumumkannya.
”Bagi kami yang terpenting bukan itu (pencapaian start up unicorn). Kami ingin bisa terus tumbuh besar, misalnya pembayar pajak bernilai besar. Kami bisa membantu penyerapan tenaga kerja lebih ” katanya.