JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan asuransi Manulife Indonesia membidik pasar asuransi pendidikan dengan mengeluarkan produk asuransi terbaru. Melalui produk itu, Manulife Indonesia ingin memberi kepastian bagi nasabah terhadap pendidikan anak pada masa depan.
Hal itu disampaikan Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia Jonathan Hekster dalam acara peluncuran produk asuransi pendidikan Manulife Education Protector (MEP) di Jakarta, Selasa (9/1). Hadir dalam acara itu, Direktur dan Chief Marketing Officer Novita Rumngangun, Chief Agency Officer Jeffrey Kie, dan Chief Distribution Officer John Curtis.
Menurut Jonathan, ada beberapa keunggulan dalam produk asuransi MEP. Pertama, MEP memberikan kepastian dana pendidikan bagi anak, terutama saat anak mulai memasuki pendidikan tinggi. Produk MEP merupakan produk inovatif dari produk asuransi pendidikan yang sudah ada.
Kedua, jika pasar saham bagus, dana yang dikumpulkan menjadi lebih besar dan memungkinan anak mengikuti pendidikan di luar negeri. Ketiga, jaminan pendidikan anak jika orangtua meninggal.
Kenaikan biaya
Menurut Jeffrey, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), peningkatan biaya pendidikan mencapai 10 persen per tahun. Sebagai gambaran, biaya pendidikan universitas negeri di Indonesia pada 2017 mencapai Rp 65 juta dan universitas swasta sekitar Rp 147 juta. Diperkirakan, pada 2020, biaya pendidikan universitas negeri di Indonesia mencapai Rp 90 juta dan universitas swasta Rp 224 juta. Target pasar MEP adalah masyarakat kelas menengah dari kelompok usia produktif, yaitu berusia 25-40 tahun yang sudah memiliki anak. Jumlah penduduk berusia produktif diperkirakan 120 juta orang.
Dilihat dari kelompok usia produktif sesuai data BPS per Agustus 2017, penduduk bekerja berpendidikan rendah atau SMP ke bawah mencapai 72,70 juta orang (60,08 persen), penduduk bekerja berpendidikan menengah atau SMA sederajat 33,72 juta orang (27,86 persen), dan penduduk bekerja berpendidikan tinggi 14,60 juta orang (12,06 persen), terdiri dari pendidikan diploma 3,28 juta orang dan universitas 11,32 juta orang.
Diperkirakan, industri asuransi pada 2018 tetap tumbuh. Tahun politik tidak terlalu berpengaruh terhadap industri asuransi. ”Kami optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2018,” kata Jonathan. (FER)