SENTANI, KOMPAS — Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama AirNav Indonesia menambah tujuh peralatan navigasi di Papua. Peralatan navigasi itu akan menghubungkan 109 bandara di seluruh Papua.
Peralatan berupa radar sintetis berbasis satelit (automatic dependent surveillance-broadcast/ADS-B). Selain itu, prosedur navigasi berbasis performansi (performance-based navigation/PBN) juga diterapkan.
Menteri BUMN Rini Soemarno meresmikan penambahan peralatan tersebut di Sentani, Jayapura, Papua, Jumat (12/1). Acara itu dihadiri Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto, dan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw.
Rini mengatakan, ADS-B yang dipasang itu adalah buatan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero). Dengan demikian, telah terjadi sinergi antar-BUMN. ”Presiden selalu meminta agar BUMN hadir hingga di wilayah terluar, terdalam, tertinggal, dan di perbatasan. Sinergi penyediaan alat navigasi ini tidak hanya menambah tingkat keselamatan penerbangan, tetapi juga bisa mendorong pertumbuhan di daerah-daerah,” katanya.
Rini menambahkan, sinergi akan semakin kuat saat pesawat N-219 buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) sudah bisa beroperasi. ”Saat ini proses sertifikasi pesawat tersebut masih dilakukan. Kemungkinan pada akhir triwulan I-2019, pesawat itu bisa dioperasikan,” ujar Rini.
Agus menambahkan, tujuh ADS-B ini akan dipasang di Sentani, Wamena, Oksibil, Dekai, Borme, Senggeh, dan Elelim. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi akan digandeng untuk mencari lokasi yang paling pas untuk penempatan ADS-B tersebut. Saat ini ada 30 ADS-B—seluruhnya buatan asing—yang dipasang di seluruh Indonesia.
Novie mengatakan, sebenarnya diperlukan 20 set ADS-B untuk seluruh Papua. Oleh karena itu, Airnav Indonesia akan menambah peralatan tersebut tahun depan.
ADS-B adalah alat penerima sinyal yang dikirim pesawat, kemudian meneruskan sinyal itu kepada petugas kontrol udara.(ARN)