BOGOR, KOMPAS — Penetrasi teknologi finansial mulai merambah pondok pesantren. Lima belas pondok pesantren didorong menerapkan teknologi finansial untuk mempermudah transaksi pembayaran dan pembelian di dalam lingkup pesantren.
Lima belas pondok pesantren tersebut merupakan binaan Kementerian Perindustrian.
Terkait dengan hal itu, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, Minggu (14/1) di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Bogor, Jawa Barat, meresmikan penggunaan aplikasi Mobile Fintech and Commerce Nurul Iman dan Kartu Pesantren Industri.
Program tersebut merupakan hasil kerja sama Kementerian Perindustrian dengan PT Data Aksara Matra dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Al Ashriyyah Nurul Iman menjadi pondok pesantren pertama yang menerapkan teknologi finansial.
Melalui aplikasi teknologi finansial itu, para santri, wali santri, dan mitra bisnis dapat memanfaatkan beragam fitur. Kartu Pesantren Industri, misalnya, bisa digunakan sebagai kartu tabungan, kartu identitas, dan juga kartu presensi 15.000 santri Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman.
”Dengan sistem ini, keamanan santri dalam bertransaksi akan terjaga dan transparan serta akan mempermudah dalam mengelola sistem pendataan basis data di pesantren,” ujar Gati.
Aplikasi tersebut juga mempermudah wali santri mengirim uang ke akun rekening virtual pondok pesantren. Program teknologi finansial itu mendukung kebiasaan di pesantren yang tidak menggunakan pembayaran tunai (cashless).
”Dengan sistem ini, para santri akan dipermudah dalam bertransaksi belanja di toko ataupun koperasi pesantren untuk memenuhi segala kebutuhannya,” ujar Gati.
Ia menambahkan, dengan menggunakan aplikasi tersebut, keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk membantu pembayaran listrik, kesehatan santri, operasional pendidikan, pengembangan industri, dan wirausaha.
Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman saat ini memiliki 31 unit usaha, seperti pabrik roti, air mineral, dan susu kedelai.
Untuk tahun ini, Kementerian Perindustrian menargetkan dapat menerapkan teknologi finansial di 15 pesantren binaan mereka. Saat ini, Kementerian Perindustrian memiliki 8 pesantren binaan di Jawa Barat, 3 di Jawa Timur, dan 3 di Jawa Tengah.
Managing Director Consumer Banking BTN Budi Satria berharap penerapan teknologi finansial akan mempermudah transaksi keuangan di lingkungan pondok pesantren.
Ia menyatakan akan terus mengembangkan layanan tersebut ke semua pondok pesantren yang ada di Indonesia. Data Kementerian Agama tahun 2015 mencatat, di seluruh Indonesia terdapat 28.961 pesantren. (DD10)