JAKARTA, KOMPAS — Peluang pembangunan ruas baru jalan tol masih berada di Pulau Jawa. Dari 38 ruas tol prakarsa atau usulan badan usaha, sebagian besar berada di Jawa. Untuk pembangunan tol, pihak swasta akan selalu diberi kesempatan terlebih dahulu.
Data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, terdapat 38 ruas tol prakarsa yang diusulkan beragam badan usaha kepada BPJT. Dari jumlah tersebut, 35 ruas prakarsa berada di Pulau Jawa dan hanya tiga ruas yang berada di luar Jawa.
”Peluang pengembangan ruas tol yang ada memang di Jawa, seperti Jawa bagian selatan, lalu penghubung antara sisi utara dan sisi selatan Jawa. Kemudian peluang berikutnya di Sumatera yang menurut rencana 2.800 kilometer,” ujar Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna, Senin (15/1), di Jakarta.
Hingga tahun 2019, direncanakan 1.850 kilometer jalan tol akan beroperasi. Angka itu lebih besar dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sepanjang 1.060 kilometer. Sebagian besar akan ada di pulau Jawa. Adapun sekitar 800 km berada di Sumatera, baru kemudian Kalimantan dan Sulawesi.
Hingga tahun 2019, direncanakan 1.850 kilometer jalan tol akan beroperasi. Angka itu lebih besar dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sepanjang 1.060 kilometer.
Herry mengatakan, meskipun target RPJMN terlampaui, pemerintah tetap akan menyiapkan ruas-ruas tol baru. Dengan demikian, industri jalan tol akan tetap berkesinambungan. Ruas tersebut bisa dari rencana pemerintah atau tol prakarsa dari badan usaha. Adapun dari tiga ruas tol prakarsa yang berada di luar Jawa adalah ruas Makassar-Maros, ruas Gilimanuk-Tabanan, dan ruas Penajam Paser-Balikpapan.
Menurut Herry, agar ruas tol prakarsa dapat dibangun, persyaratan, seperti kelengkapan dokumen, studi kelayakan, izin prinsip, dan kemampuan permodalan, harus dipenuhi. Ada ruas tol yang telah mendapat persetujuan prakarsa dari Menteri PUPR, antara lain ruas Jakarta-Cikampek Selatan II, Semanan-Balaraja, Kamal-Teluk Naga-Rajeg, Akses Patimban, dan Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap.
Kemudian, ada ruas tol yang sudah disetujui untuk melakukan studi kelayakan, seperti Cikunir-Karawaci, Tomang-Bandara, Sentul Selatan-Karawang, dan Bogor-Serpong via Parung. Sementara ada pula usulan ruas yang tidak ada dokumen kelengkapan dan tidak diteruskan, seperti Kendal-Banyumanik, Gilimanuk-Tabanan, atau Ujung Berung-Cisumdawu. Di sisi lain, ada pemrakarsa yang tidak memiliki kemampuan keuangan, seperti pemrakarsa untuk ruas Sukorejo-Batu-Kediri.
Uji coba
Vice President Operation Management PT Jasa Marga (Persero) Tbk Raddy R Lukman mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan uji coba penerapan arus kendaraan tanpa henti di satu lajur (single lane free flow) berbasis identifikasi gelombang radio (RFID) di Gerbang Tol Dukuh 2, ruas Tol Jagorawi.
”Menurut rencana, uji coba pada Januari ini, tetapi waktunya masih dalam pembahasan. Uji coba di satu gardu,” kata Raddy.
Menurut Raddy, yang selama ini sudah dilakukan adalah untuk teknologi berbasis perangkat khusus di kendaraan (OBU). Pada teknologi gelombang radio, yang dipasang adalah stiker. Uji coba yang akan dilakukan masih bersifat terbatas. (NAD)