JAKARTA, KOMPAS — Indeks harga saham gabungan ditutup menguat 0,74 persen di zona hijau sepanjang hari, Selasa (16/1). Nilainya berada pada angka 6.429,692.
Bergeraknya perdagangan di zona hijau menandakan kecelakaan di Tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia pada Senin (15/1) tidak melemahkan pasar saham Indonesia. ”Integritas pasar saham kita tetap terjaga,” ucap Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee saat dihubungi pada Selasa (16/1).
Secara umum, pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ini dipengaruhi sektor perbankan dan konstruksi. ”Untuk perbankan, peringkat dari lembaga internasional berpengaruh dalam turunnya suku bunga. Contohnya peringkat BBB dari Fitch Rating. Ini menandakan, risiko investasi di Indonesia rendah,” tutur Hans.
Sementara di bidang konstruksi, aliran dana mulai membaik. Hans mengatakan, biasanya pada kuartal empat, pemerintah mulai membayar utangnya dalam bidang internasional. Karena itu, pada kuartal satu, investor cenderung berani membeli saham di bidang tersebut.
Namun, Hans mengatakan, IHSG rentan turun hingga ke angka 6.400. Alasannya, pertumbuhan indeks tidak disertai katalis yang menjaga kestabilannya. ”Salah satu yang cukup penting adalah kebijakan yang pro-bisnis,” ujarnya.
Sementara itu, indeks KOMPAS100 menguat 0,881 persen atau naik 11,920 poin. Saat ini, nilainya berada pada angka 1.364,868.
Dari kedua indeks, perusahaan dengan komoditas meraih pertumbuhan terkuat hari ini. Perusahaan itu di antaranya PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) dengan kelapa sawitnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang bergerak di industri minyak dan gas (migas), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) di sektor mineral, serta PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) yang juga berada di sektor migas.
Menurut Hans, pertumbuhan menguat di sektor tersebut lumrah terjadi pada kuartal satu. Keadaan ini juga didukung naiknya harga minyak dunia.
Selain itu, laporan ekspor Indonesia 2017 dari Badan Pusat Statistik juga menguatkan sentimen positif pada pasar saham. Dalam laporan tersebut dinyatakan, ekspor Indonesia tumbuh 6,93 persen pada Desember 2017 dibandingkan dengan Desember 2016. ”Ekspor yang membaik berpengaruh pada pasar saham,” katanya. (DD09)