Jakarta, Kompas Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia menargetkan penjualan mobil pada tahun 2018 mencapai 1,1 juta unit. Target ini sedikit lebih tinggi daripada pencapaian penjualan mobil di Indonesia sepanjang tahun 2017 yang sebesar 1.079.886 unit.
”Angka penjualan mobil tahun 2017 itu hanya naik 1,6 persen dibandingkan dengan tahun 2016,” kata Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Soegiarto di Jakarta, Selasa (16/1).
Merujuk data Gaikindo, penjualan mobil tahun 2016 sebesar 1.061.859 unit. Pada 2017, penjualan mobil ikut ditopang kenaikan penjualan kendaraan komersial atau truk. Penjualan jenis kendaraan tersebut terdorong pengembangan infrastruktur dan aktivitas sektor pertambangan.
Sementara itu, ekspor mobil utuh pada periode Januari-November 2017 tercatat sebanyak 215.000 unit atau meningkat sekitar 20 persen dibandingkan dengan kinerja tahun 2016.
Jongkie menuturkan, kinerja penjualan mobil selalu berkaitan dengan berbagai faktor, seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, dan inflasi. ”Selain itu juga pembiayaan otomotif karena 70 persen dari penjualan bermotor di Indonesia masih dibiayai kredit,” ujarnya.
Menurut Jongkie, harmonisasi tarif perpajakan merupakan faktor penting untuk mendorong penjualan kendaraan bermotor. ”Kami membuat kajian bersama LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia) dan sudah disampaikan ke Kementerian Perindustrian,” katanya.
Senior Vice President of Mobility pada Frost and Sullivan Vivek Vaidya menuturkan, pertumbuhan penjualan mobil di Indonesia terkait pengembangan infrastruktur, pertumbuhan kelas menengah, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor.
Gaikindo pun memetakan tingkat kepemilikan mobil di Indonesia yang lebih rendah dibanding dengan negara lain. Tingkat kepemilikan mobil di Indonesia baru 87 mobil per 1.000 penduduk. Sebagai perbandingan, tingkat kepemilikan mobil di Malaysia mencapai 439 mobil per 1.000 penduduk dan Thailand 228 mobil per 1.000 penduduk.
Frost and Sullivan memperkirakan, penjualan mobil 2018 akan tumbuh 4,6 persen dengan topangan kinerja baik dari pemasaran kendaraan komersial.
Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan sepeda motor pada Januari-Desember 2017 sebesar 5.886.103 unit. Angka penjualan ini lebih rendah dibandingkan tahun 2016 yang 5.931.285 unit.
Tertekan
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan, penjualan pada 2017 itu sedikit lebih rendah daripada target penjualan yang dipatok sekitar 5,9 juta unit. Penjualan sepeda motor pernah tertekan pada semester I-2017. Pasar, antara lain, tertekan karena kenaikan biaya jasa STNK, BPKP, dan pergeseran masa panen. ”Pada semester II-2017, konsumen tidak lagi merasa shock sehingga penjualan sepeda motor membaik,” kata Sigit.
Ia memperkirakan, kondisi konsumen yang mulai pulih itu akan berlanjut pada awal 2018. Hal ini terlihat dari kinerja penjualan paruh pertama Januari 2018. ”Penjualan hingga pertengahan Januari 2018 boleh dikatakan mirip dengan kinerja Desember 2017. Ini memunculkan optimisme penjualan sepeda motor pada 2018 akan lebih baik dibanding 2017,” kata Sigit.
AISI menargetkan penjualan sepeda motor pada 2018 berkisar 6 juta hingga 6,1 juta unit. Faktor yang dinilai berpotensi mendorong penjualan sepeda motor adalah kabar bahwa pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM dan tarif listrik serta pembaikan harga komoditas. (CAS)