JAKARTA, KOMPAS — Meski melemah di awal, indeks harga saham gabungan ditutup menguat 0,23 persen di angka 6.444,518 poin pada Rabu (17/1). Pergerakan ini menunjukkan ketahanan pasar saham Indonesia terhadap bursa internasional.
Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi dipengaruhi oleh Dow Jones Index Future di Amerika Serikat (AS) yang turun sesaat.
”Indeks Dow Jones sempat turun diduga karena ada pembahasan anggaran di AS,” kata Direktur Utama Investa Saran Mandiri Hans Kwee saat dihubungi, Rabu.
Namun, Hans mengatakan, kondisi bursa internasional yang dipengaruhi oleh kebijakan keuangan AS tidak berdampak signifikan pada pasar saham internasional.
Menjelang pukul 13.00, saham bergerak di zona hijau hingga penutupan. Total kenaikan IHSG sebesar 14,826 poin.
Menurut Hans, ketahanan pasar saham Indonesia ini tak lepas dari penguatan nilai rupiah terhadap dollar AS. Saat ini, nilainya Rp 13.341 dan menguat 0,29 persen.
Sementara itu, indeks KOMPAS100 ditutup pada 1.367,42 poin. Nilai ini menguat 0,19 persen dibandingkan sebelumnya.
Dari segi pertumbuhan berdasarkan indeks KOMPAS100, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) menempati posisi pertama dengan penguatan sebesar 25,53 persen. Kemarin, Selasa, PGAS berada di posisi kelima dengan penguatan senilai 7 persen.
Nilai total transaksi PGAS pada penutupan Rabu ini juga berada pada rangking teratas. Nilainya sekitar Rp 1.18 triliun.
Hans mengatakan, prestasi PGAS pada hari ini dipengaruhi rencana holding dengan PT Pertamina Gas.
”Kolaborasi ini menimbulkan sentimen positif pada Perusahaan Gas Negara (PGN) karena ke depannya, PGN akan memiliki cadangan gas dari Pertamina Gas,” katanya.
Posisi pertumbuhan emiten terkuat pada indeks KOMPAS100 setelah PGAS ditempati oleh PT Capital Financial Indonesia Tbk atau CASA (18,64 persen), PT Delta Dunia Makmur Tbk atau DOID (9,71 persen), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS (8,65 persen), serta PT Semen Indonesia Tbk atau SMGR (7,29 persen).
Sementara, nilai tertinggi kedua diraih PT Bank Central Asia Tbk (sekitar Rp 822 milyar) dan disusul oleh PT Astra International Tbk (sekitar Rp 363 miliar).
Besok, Hans berpendapat, pergerakan IHSG berada dalam rentang 6.400 sampai 6.460 poin. ”Kemungkinan meningkat karena ada ekspektasi terhadap laba korporasi,” ucapnya. (DD09)