Percepat Koneksi Internet dengan Teknologi ”Router” Terbaru
JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat membuat pengguna internet membutuhkan koneksi yang semakin cepat. Kecepatan internet ini perlu didukung dengan kecanggihan perangkat penunjang, seperti sistem Wi-Fi dan router berteknologi baru.
Distribution Sales Manager TP-Link Sterling Li mengatakan, untuk dapat menguasai pasar perangkat networking di Indonesia, perlu ada teknologi serta produk baru yang diluncurkan tiap tahun.
TP-Link merupakan perusahaan penyedia perangkat networking dan aksesori asal China yang berkembang sejak tahun 1996.
”Saat ini, TP-Link sudah menguasai lebih dari 60 pasar Indonesia. Dari tahun 2016 ke tahun 2017, TP-Link mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 11 persen (year on year),” ujarnya dalam acara peluncuran produk baru TP-Link di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (24/1).
Pada 14 Desember 2017, Direktur Pemberdayaan Industri Informatika dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary menyebutkan, total pengguna internet di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 132,7 juta orang. Dari jumlah itu, 62 persen atau 82,2 juta orang merupakan pekerja atau wiraswasta. Sebanyak 29,2 persen penggunanya berusia 35-44 tahun dan 24,4 persennya berusia 25-34 tahun.
Product Development TP-Link Yusni Dewiantin menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan pengguna internet ini, TP-Link yang juga terkenal sebagai penyedia perangkat router meluncurkan beberapa produk terbaru pada tahun 2018. Archer C3150 Wi-Fi Gigabit Router, Deco M5, dan Archer C50 digadang-gadang sebagai produk unggulannya.
”Khusus untuk Archer C3150 punya teknologi khusus yang mampu memberikan kecepatan internet empat kali lebih tinggi dari perangkat router biasa saat dihubungkan ke beberapa gawai yang kompatibel,” ujarnya.
Archer C3150 didukung dengan teknologi NitroQAM Broadcom dengan kecepatan gabungan hinga 3150Mbps. Perangkat ini didukung dengan prosesor Dual-core 1.4 GHz dan dilengkapi empat port Gigabit Ethernet standar dan satu port Gigabit WAN. Perangkat ini dibanderol dengan harga Rp 3 juta.
”Dengan adanya spesifikasi ini, koneksi drop serta dead zone (area yang tidak terjangkau Wi-Fi) semakin diminimalkan,” lanjutnya.
Yusni juga menjelaskan, perangkat lainnya, Deco M5, sangat cocok digunakan untuk aktivitas di rumah yang sering terkendala dengan dead zone. Deco M5 merupakan sepaket perangkat yang terdiri atas 3 router, masing-masing router dengan 2 port Gigabit Ethernet. Perangkat ini dibanderol dengan harga Rp 4,3 juta.
Adapun Archer C50 merupakan router yang beroperasi pada jaringan 2.4 GHz dengan kecepatan hinga 300 Mbps dan jaringan 5 GHz dengan kecepatan hingga 867 Mbps. Perangkat ini dibanderol dengan harga Rp 770.000.
”Perangkat router yang kami luncurkan juga memiliki teknologi parental control. Teknologi ini memungkinkan utuk orangtua memblokir situs terlarang untuk anaknya. Selain itu, perangkat Deco M5 sudah dilengkapi dengan teknologi antivirus yang membuat aman penggunanya,” tuturnya.
Peluang bisnis
Modern Market Sales Manager TP-Link Richard Susilo mengatakan, agar semakin mengembangkan peluang bisnis dan penjualan, saat ini TP-Link juga bekerja sama dengan sejumlah perusahaan e-dagang.
”Saat ini, kami sudah memiliki delapan official store, yaitu di Blibli.com, Bukalapak, Elevania, JD.id, Lazada, Shopee, Tokopedia, dan Akulaku,” ujarnya.
Mengenai target pasar, Sterling Li menjelaskan, TP-Link tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk mengembangkan program ”UMKM Goes Digital” yang dicanangkan pemerintah.
Berdasarkan Kompas Jumat (26/5/2017), Product Development and Marketing Head TP Link Indonesia Daniel Than mengatakan, TP-Link memang berencana menggarap pasar UMKM di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, dari total 56 juta pelaku UMKM di Indonesia pada 2016, sebanyak 9 persen telah menggunakan internet secara serius untuk menjual produknya.
Kemudian, 18 persen menggunakan internet tingkat menengah dan 37 persen menggunakan internet tingkat dasar. Selain itu, sebanyak 36 persen pelaku UMKM sama sekali belum merambah ke dunia internet.
Selain itu, TP-Link juga cukup akrab dengan konsumen Indonesia berkat kerja sama dengan Telkom guna menghadirkan layanan internet untuk rumah, yaitu Speedy.
Menanggapi peluang kerja sama kembali, Sterling menyebutkan, hal ini masih dipikirkan untuk ke depan. ”Ini masih awal tahun dan kami masih harus membuat perencanaan untuk kerja sama dengan sejumlah pihak pada tahun ini,” ucapnya. (DD05)