NEW DELHI, KOMPAS — Potensi untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara negara-negara ASEAN dan India masih sangat besar. Negosiasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) juga diharapkan bisa diselesaikan pada 2018.
Indonesia optimistis akan menambah kesepakatan dagang sampai 2,18 miliar dollar AS dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke India dan pertemuan para pengusaha India-Indonesia pertengahan Januari ini. Menurut rencana, Presiden akan tiba di New Delhi, India, Kamis (25/1) siang.
Presiden akan disambut Presiden India Ram Nath Kovind Durbar Hall di Istana Kepresidenan India Rashtrapati Bhawan. Setelah makan siang, acara dilanjutkan foto bersama di Ashoka Hall, lalu berjalan santai di Mughal Garden. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi retret para kepala negara dan kepala pemerintahan negara ASEAN dan India.
Sorenya akan ada perayaan 25 tahun hubungan ASEAN-India yang dilangsungkan di Hotel Taj Diplomatic Enclave. Perayaan yang ditandai dengan peluncuran prangko ini dilanjutkan dengan Sesi Pleno para pemimpin negara-negara ASEAN-India.
Dalam bidang ekonomi, pertemuan tahunan pemimpin negara-negara ASEAN-India ini membuka peluang penguatan kerja sama ekonomi. Jumlah penduduk India yang lebih dari 1,3 miliar orang merupakan pasar yang besar untuk produk ekspor ASEAN.
Duta Besar RI untuk India Sidharto Suryodipuro juga optimistis terkait dengan perdagangan kedua negara. Pertumbuhan perdagangan sepanjang Januari-September 2017 mencapai 37 persen kendati angka sepanjang tahun belum dihitung. Pada 2016, nilai perdagangan Indonesia-India sekitar 15 miliar dollar AS dengan komoditas paling utama adalah batubara dan minyak kelapa sawit (CPO).
Dari forum bisnis yang dilangsungkan pada 22 Januari dan pertemuan ASEAN-India ini, menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, bisa diperoleh kontrak perdagangan senilai 2,18 miliar dollar AS. Kesepakatan ini antara lain untuk CPO dan emas. Negosiasi juga dilakukan untuk RCEP. "Kami berharap India berkomitmen untuk menyelesaikan RCEP pada 2018," kata Enggartiasto.
Sejauh ini, negara-negara anggota ASEAN juga sepakat untuk mengambil jalan tengah menegosiasikan persyaratan yang diminta India. Salah satunya, menurut Enggartiasto, terkait dengan ketentuan yang disepakati APEC bahwa pemegang kartu APEC bisa langsung masuk negara-negara APEC tanpa visa.
Deklarasi Delhi
ASEAN-India Commemorative Summit, menurut Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Tavares, akan menghasilkan Deklarasi Delhi. Deklarasi yang memperkuat rencana aksi untuk menerapkan kerja sama ASEAN-India bagi perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran bersama (2016-2020) ditandatangani pada 5 Agustus 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia. "Isinya akan sangat komprehensif untuk memperkuat kembali hubungan ASEAN-India dalam kemitraan strategis," ujarnya.
Konektivitas juga menjadi perhatian khusus India dalam ASEAN-India Commemorative Summit. Pemerintah India menyiapkan kredit senilai 1 miliar dollar AS untuk pembangunan infrastruktur fisik. India juga merealisasikan proyek jalan tol trilateral yang menghubungkan India, Myanmar, dan Thailand. Tol ini akan membentang dari Moreh di timur laut India ke Mae Sot di Thailand. Jalan tol ini diharapkan rampung sekitar 2020.
Sebelum menghadiri ASEAN-India Summit, Presiden Joko Widodo bertolak ke Sri Lanka, Rabu (24/1). Sri Lanka menjadi negara pertama dalam kunjungan kerja Presiden ke lima negara sampai 29 Januari. Keempat negara lainnya ialah India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Di Sri Lanka, Presiden juga akan memperkuat hubungan bilateral, terutama kerja sama ekonomi.