LEBAK, KOMPAS — Pemerintah berkomitmen untuk mendukung pengembangan kota baru publik Maja melalui penyediaan berbagai infrastruktur dasar, seperti jalan dan air baku. Namun, pemerintah juga meminta komitmen pengembang untuk membangun hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
”Kami minta perjanjian kerja sama sebagai tindak lanjut nota kesepahaman agar pengembangan konsisten dan berkomitmen untuk membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi saat mengunjungi perumahan Citra Raya Maja yang dikembangkan Grup Ciputra, Kamis (25/1), di Lebak, Banten.
Pada pertengahan 2016 telah ditandatangani nota kesepahaman antara Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi Banten, Jawa Barat, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Bogor, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dan beberapa pengembang yang menguasai lahan di kawasan Maja.
Berbekal nota kesepahaman tersebut, pemerintah mulai menyusun rencana induk pengembangan kota baru publik Maja yang kemudian dilanjutkan dengan membuat desain perekayasaan detail (DED) tahun ini. Pemerintah pusat juga berencana membangun jalan dari Pamulang sampai ke kawasan Maja sebelah selatan. Kajian pembangunan jalan itu selesai pada 2017.
Pembangunan jalan tersebut memerlukan lahan sekitar 215 hektar dengan rincian 100 ha berasal dari pengembang dan 115 ha perlu pembebasan lahan. Selain jalan, kota baru publik Maja juga akan didukung oleh infrastruktur air bersih yang akan disuplai dari Bendungan Karian. Bendungan tersebut akan menyuplai air baku 200 liter per detik.
Menurut Khalawi, pemerintah menaruh perhatian pada pembangunan kota baru. Adapun beberapa pengembang yang menguasai lahan di kawasan Maja adalah Grup Ciputra seluas 2.000 ha, Agung Podomoro Land seluas 1.000 ha, Grup Eureka sekitar 400 ha, dan PT Bukit Nusa Indah Perkasa yang membangun perumahan Permata Mutiara Maja.
”Karena nota kesepahaman sudah ada, tahap berikutnya tinggal melakukan perjanjian kerja sama untuk pembangunan jalan aksesnya. Kemudian, juga perlu dibuat perjanjian kerja sama untuk pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini yang kami harapkan agar segera dilakukan,” ujar
Khalawi.
Realisasi pembangunan
Saat ini, 681 rumah di perumahan Permata Mutiara Maja merupakan rumah yang dijual sebagai rumah bersubsidi. Sementara Citra Raya Maja yang dikembangkan Grup Ciputra berencana membangun hingga 1.000 rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah pada tahun ini.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengatakan, anggota REI bergerak di banyak sektor, seperti membangun kota baru, mengembangkan kawasan komersial, dan membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Tahun lalu, pengembang yang tergabung dalam REI telah membangun hingga 206.000 rumah.
Dalam pembangunan kota publik Maja, pengembang ikut berpartisipasi dengan membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
”Kota Maja sebagai kota baru merupakan sinergi swasta dengan pemerintah. Peran pemerintah ada dua, yaitu membuat kebijakan yang membangun dan membangun infrastruktur utama,” kata Soelaeman.
Direktur PT Ciputra Residence Mary Octo Sihombing mengatakan, pengembangan Maja saat ini sudah didukung oleh jalur ganda beserta kereta komuternya. Sebagai program pemerintah, diharapkan pengembangan kota baru publik Maja akan lebih terencana. (NAD)