PANGALENGAN, KOMPAS — PT Frisian Flag Indonesia mengembangkan peternakan sapi perah milik rakyat dengan membangun tempat penampungan susu berbasis digital. Melalui program itu, peternak diberdayakan dengan keterampilan dan manajemen peternakan sapi perah.
Hal itu disampaikan Public Relations Manager PT Frisian Flag Indonesia Fetti Fadliah, Kamis (25/1), di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. ”Frisian Flag sudah mengembangkan lima penampungan susu sapi (MCP). Pada 2015, baru dibangun satu MCP,” kata Fetti.
Dengan MCP berbasis digital, data peternak dan jumlah produksi susu tercatat. Dengan pencatatan itu, manajemen koperasi susu perah petani, yaitu Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS), menjadi lebih akurat dan transparan.
Manajer Frisian Flag Akhmad Sawaldi mengatakan, dengan mengikuti program MCP dan pendampingan, produktivitas peternakan sapi perah rakyat meningkat. Peningkatan itu ditunjukkan dengan kadar bakteri susu yang rendah sehingga harga yang diterima peternak meningkat. Volume produksi susu juga meningkat. ”Sebelum ada program MCP, rata-rata produksi susu 23,2 ton per hari. Saat ini, rata-rata produksi 29,6 ton per hari,” katanya.
Frisian Flag mengembangkan peternakan sapi perah melalui kerja sama dengan KPBS. Peternak yang ikut program MCP mencapai 806 orang. Jajang Aman, peternak sapi perah, mengaku beternak satu sapi perah sejak 1998 milik orangtuanya. Saat ini, jumlahnya menjadi 16 sapi perah. Menurut Jajang, produksi susu dari enam sapi mencapai 80 kilogram. Pendapatan bersih Jajang sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta per bulan.
Pengurus KPBS, Masrum, mengatakan, jumlah anggota koperasi sekitar 5.000 orang dengan anggota aktif 3.500
orang. Populasi sapi 13.000 ekor dengan jumlah sapi yang diperah mencapai 7.000 sapi per hari. Produksi susu dari peternak yang diterima KPBS berkisar 77 ton sampai 80 ton per hari. (FER)