”Kami sekarang sedang menghitung dampak ekonominya. Orang bisa menghitung dampak keuangannya, tetapi yang susah adalah menghitung dampak ekonominya yang multisektor, termasuk dampak terhadap pertumbuhan ekonomi lokal,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro, di Jakarta, Minggu (28/1).
Menghitung dampak ekonomi, menurut Bambang, harus menjadi kebiasaan di pemerintahan setiap kali menyelenggarakan kegiatan besar. Selain sebagai pertanggungjawaban atau argumentasi atas penyelenggaraan suatu acara, hal ini juga berguna untuk mendesain efek berantai ekonominya agar semakin luas. Dengan demikian, perhelatan besar bisa diupayakan untuk bermanfaat maksimal terhadap perekonomian.
”Setiap kali kita bikin acara, tujuannya harus jelas. Untuk Asian Games, misalnya, harapannya tidak sekadar acaranya sendiri sukses dan prestasi olahraga kita membaik, tetapi harus ada dampak ekonomi yang luas dan jelas. Sebab, ini melibatkan anggaran negara,” tutur Bambang.
Sebagai langkah awal, Bappenas akan membuat model penghitungan dampak ekonomi Asian Games dan pertemuan tahunan Bank Dunia-Dana Moneter Internasional (IMF). Kedua acara itu digelar tahun ini.
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan IMF-Bank Dunia pada 12-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali. Pemerintah sudah membentuk panitia nasional acara itu, yang diketuai Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Diperkirakan, 3.000 peserta akan hadir di acara itu. Bahkan, jika ditambah dengan anggota rombongan dan delegasi, sekitar 15.000 orang diperkirakan akan hadir di Bali.
Sementara Asian Games digelar pada 18 Agustus-2 September 2018, yang diikuti 45 negara. Ajang ini akan diikuti hingga 15.000 atlet dan ofisial. Investasi RI sebagai tuan rumah acara ini sebesar Rp 30 triliun.
Bambang menjelaskan, Bappenas akan menghitung dampak ekonomi terhadap setiap acara sebanyak dua kali, yakni sebelum acara sebagai gambaran proyeksi dan setelah acara sebagai gambaran realisasi sekaligus bahan evaluasi.
”Nanti, sebelum acara, ada perkiraan dampak ekonominya. Setelah acara, ada laporan realisasinya. Model ini bisa menjadi masukan untuk kegiatan ekonomi berikutnya supaya dampak ekonomi bisa lebih luas lagi,” kata Bambang.
Saat ini, lanjut Bambang, Bappenas sedang mempersiapkan penghitungan tersebut.
Pemulihan
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyatakan, Asian Games 2018 semestinya dimanfaatkan tidak hanya sebagai acara olahraga, tetapi juga acara ekonomi yang memberi nilai tambah kepada kepentingan nasional. Dalam konteks pemulihan pertumbuhan ekonomi, acara berskala internasional tersebut berpotensi menjadi salah satu faktor penyangganya.
”Pemerintah harus mendesain sedemikian rupa agar memiliki dampak ekonomi berantai,” ujar Enny.
Asian Games, tambah Enny, berpotensi meningkatkan kegiatan ekonomi di berbagai sektor. Kegiatan ekonomi itu di antaranya perdagangan, jasa, perhubungan, dan pariwisata. Artinya, integrasi Asian Games dengan sektor riil akan menentukan seberapa besar efek berantai ekonomi akan tercipta.
”Ini bisa menjadi ajang promosi yang efektif dan pembuktian bahwa, di tengah tahun politik, Indonesia sukses menyelenggarakan acara internasional. Artinya, ini menjadi indikator bahwa Indonesia sudah sangat matang dalam berdemokrasi serta bagus stabilitas politik dan keamanannya. Ini efektif untuk menunjukkan bahwa risiko investasi di Indonesia minim,” tuturnya. (LAS)