JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah China membuka peluang impor besar-besaran hingga lima tahun ke depan. China akan meningkatkan impornya dari 1,8 triliun dollar AS pada 2017 menjadi 10 triliun dollar AS pada 2022. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan memangkas defisit neraca perdagangan dengan China.
Minister Counsellor Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar China untuk Indonesia Wang Liping dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/1), mengatakan, ada perubahan orientasi ekonomi China dari produksi dan ekspor ke konsumsi dan impor. Untuk itu, China menggelar China International Import Expo (CIIE) 2018 di Shanghai pada 5-10 November 2018.
”Ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke China. Selama ini volume ekspor Indonesia ke China cukup besar. Kendati neraca perdagangan Indonesia masih defisit banyak dengan China, tren ekspor Indonesia ke China terus meningkat,” katanya.
Wang Liping menyebutkan, nilai ekspor Indonesia ke China pada Januari-November 2017 sebesar 25,6 miliar dollar AS, meningkat 37,1 persen selama setahun. Melalui CIIE, Pemerintah China akan memfasilitasi eksportir Indonesia agar mendapatkan pasar dan meningkatkan ekspor ke China. Para eksportir Indonesia bisa memamerkan dan bertransaksi bisnis dalam CIIE. ”Mereka, termasuk di dalamnya pelaku usaha kecil menengah dan petani, juga bisa mengekspor secara daring dengan difasilitasi oleh Alibaba.com,” katanya.
Manager of Business Channel Alibaba Group untuk Indonesia Wang Yi mengatakan, Alibaba menjadi partner Pemerintah China melayani ekspor dan impor secara daring. Platform transaksi satu pintu daring ke luring (OTO). OTO merupakan tempat layanan pameran dan transaksi daring sehingga dapat berlangsung tanpa henti selama setahun. ”Ini menjadi kesempatan spesial bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor melalui daring. Saat ini, hampir seluruh warga China berbelanja menggunakan Alibaba.com,” katanya.
Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional Kementerian Perindustrian Tony TH Sinambela mengemukakan, Indonesia akan mengoptimalkan peluang ekspor ke China melalui CIIE, termasuk produk manufaktur. ”Kami berharap agar China juga mau berinvestasi untuk mengembangkan industri manufaktur di Indonesia,” katanya. (HEN)