JAKARTA, KOMPAS — Kewirausahaan perlu dikembangkan dengan berbasis digital. Teknologi informasi yang terus berkembang menjadi sarana efektif untuk itu. Penerapan TI dalam kewirausahaan kini mengarah pada perpaduan sistem dalam jaringan dan luar jaringan.
Pendiri Ciputra Group, Ciputra, mengemukakan, Indonesia kini tengah berada pada era transisi dari bisnis berbasis konvensional atau tradisional menuju ke era digital. Transisi ini membutuhkan kiat khusus agar pelaku bisnis bisa tetap bersaing.
”Kita memang harus memasuki bidang IT. Kita butuh wirausaha yang menerapkan teknologi tinggi,” ujar Ciputra dalam konferensi pers bertajuk Outlook Ekonomi 2018 dan peluncuran Artpreneur Talk di Jakarta, Selasa (30/1).
Tren digital tumbuh luar biasa, termasuk di Indonesia. Saat ini, empat perusahaan rintisan Indonesia masuk dalam kategori kakap atau unicorn dengan valuasi bisnis lebih dari 1 miliar dollar AS, yakni Traveloka, Tokopedia, Go-Jek, dan Bukalapak.
Kewirausahaan menjadi salah satu solusi untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan. Teknologi informasi (TI) mendukung hal itu. ”Sekarang waktunya kewirausahaan tumbuh, termasuk dalam teknologi informasi. Perusahaan yang tidak masuk ke TI akan ketinggalan zaman,” kata Ciputra.
Yoris Sebastian, pendiri OMG Consulting, mengatakan, jumlah wirausaha milenial di era digital masih sangat rendah. Padahal, menurut Yoris, potensinya cukup besar untuk generasi yang berkarakter suka kebebasan ini. ”Mereka seharusnya menjadi entrepreneur,bukan menjadi karyawan,” kata Yoris.
Menurut Ciputra, tahun ini pihaknya akan mendirikan pusat wirausaha di Tokopedia Tower, Jakarta. Pihaknya akan memberikan kursus digital kepada usaha rintisan ataupun mereka yang ingin memulai bisnis setelah pensiun. Usaha rintisan juga mendapat kesempatan untuk menyewa ruang kantor dengan tarif sewa ringan. ”Sekarang menjadi saat yang tepat untuk bangkit dalam bisnis dan pengembangan TI,” ujarnya.
Chief Marketing Officer Go-Jek Piotr Jakubowski mengemukakan, Indonesia memiliki dua potensi utama yang bisa menjadi kekuatan, yaitu generasi milenial dan pemanfaatan teknologi digital sebagai model bisnis masa depan. Penerapan TI bukan lagi sebatas digital, melainkan kombinasi dengan luring atau bentuk fisik. (LKT)