JAKARTA, KOMPAS — Pasar yang mulai jenuh dan persaingan tarif layanan murah merupakan tantangan utama yang dihadapi industri telekomunikasi. Oleh karena itu, inovasi produk dan perbaikan kualitas pelayanan menjadi cara untuk mempertahankan keuntungan bisnis.
Direktur Finansial PT XL Axiata Tbk Mohammed Adlan bin Ahmad Tajudin, di sela-sela paparan pencapaian kinerja 2017, Jumat (2/2), di Jakarta, mengungkapkan, penetrasi pengguna ponsel dan layanan seluler sudah meluas. Namun, kondisi di Jawa dan luar Jawa berbeda.
Kondisi pasar di Jawa dinilai mulai jenuh sehingga peluang tumbuh masih bisa diperoleh operator dari pasar luar Jawa.
Selain itu, perilaku konsumsi masyarakat kian bergeser ke data internet. Kontribusi data terhadap total pendapatan XL pada 2017, misalnya, mencapai 69 persen.
”Namun, kompetisi menjual data di pasar semakin ketat. Volume konsumsi meningkat, tetapi rerata pendapatan per pengguna justru menurun. Penyebabnya, harga jual data makin murah,” ujar Adlan.
Adlan lantas memaparkan, data riset Analysis Mason, WCIS, Bank of America Merrill Lynch pada 2012-2016. Hasilnya, pada 2012, rata-rata konsumsi data per pengguna per bulan sekitar 39 megabita (MB). Adapun pada 2016, rata-rata konsumsi data per pengguna per bulan menjadi 539 MB.
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini menambahkan, anggaran belanja perusahaan pada 2018 sebesar Rp 7 triliun. Sekitar 90 persen di antaranya untuk membangun infrastruktur dan mengembangkan teknologi informasi. Sisanya akan dipakai untuk mengelola distribusi.
Dana pembangunan infrastruktur akan dibagi sama rata untuk wilayah operasional Jawa dan luar Jawa. Keputusan ini sejalan dengan strategi XL Axiata memperkuat pangsa pasar di luar Jawa. Dian mencontohkan, sasaran pasar luar Jawa ada di Sumatera, sebagian Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Adapun pelanggan yang dibidik adalah pegawai, profesional, dan anak muda.
Total pemancar hingga akhir 2017 sebanyak 101.094 unit yang tersebar di 360 kabupaten/kota di Indonesia. Sekitar 60 persen dari total pemancar berlokasi di luar Jawa. Selama 2017, perusahaan membangun sekitar 16.000 unit pemancar.
Pekan ini, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Alex J Sinaga dan Presiden Direktur Telstra Corporation Ltd menandatangani nota kesepahaman pembentukan pusat pengiriman global atau Global Delivery Center (GDC). Tujuan pusat pengiriman global itu untuk memenuhi kebutuhan layanan teknologi informasi pasar global menggunakan tenaga dan perusahaan rintisan binaan Telkom Group. (MED)