Konektivitas Udara Masih Jadi Kunci Sukses Industri Pariwisata
Oleh
Caecilia Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebutuhan transportasi udara menjadi salah satu isu utama atau kunci sukses bagi pelaku industri pariwisata. Oleh sebab itu, Kementerian Pariwisata terus menjalin dialog dengan operator bandara dan maskapai penerbangan untuk mengatasi kebutuhan itu.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Senin (5/2), berkunjung ke Lion Air, Garuda Indonesia, dan Angkasa Pura II. Dalam kunjungannya ini, dia didampingi Staf Khusus Menpar Bidang Media Don Kardono, Staf Khusus Bidang Konektivitas Judi Rifajantoro, dan Tenaga Ahli Robert Waloni.
Selama kunjungan, Arief membicarakan kapasitas kursi di pesawat terbang, perizinan rute penerbangan, kapasitas bandara, dan lalu lintas.
Dia menyebutkan, target jumlah wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2018 sebanyak 17 juta orang. Daya angkutnya sebanyak 25,5 juta orang. Saat ini, jumlah kursi yang tersedia dari semua maskapai penerbangan baru 23,9 juta orang.
”Konektivitas udara menjadi kunci sukses mendatangkan wisman. Pasalnya, 75 persen wisman masuk ke Indonesia menggunakan transportasi udara, sedangkan sisanya melalui laut dan perbatasan jalur darat. Kunjungan kali ini bertujuan mengomunikasikan persoalan dan solusi,” kata Arief dalam keterangan pers.
Salah satu solusi yang dipertimbangkan Arief adalah insentif atau stimulus kepada maskapai melalui peningkatan rute yang sudah ada. Solusi lainnya adalah membangun rute baru strategis dan membuka layanan pesawat charter rute baru.
Sementara itu, mulai 1 Mei 2018, maskapai penerbangan AirAsia X mulai mengoperasikan penerbangan langsung Jakarta-Tokyo. Tahun lalu, AirAsia sudah membuka rute penerbangan Bali-Tokyo dengan jadwal satu kali sehari di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Rute Jakarta-Tokyo akan dilayani dengan pesawat tipe Airbus A330-300 dengan kapasitas 377 kursi, termasuk 12 kursi premium flatbed.