JAKARTA, KOMPAS — Perum Bulog memastikan, 281.000 ton beras impor yang ditargetkan masuk ke Indonesia bulan ini akan masuk ke gudang. Tujuannya menghindari risiko menekan harga gabah di tingkat petani yang tengah memasuki musim panen rendeng.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati dalam siaran pers yang dikirim Rabu (7/2) menyatakan, beras impor akan memperkuat stok di lebih dari 1.400 gudang milik Bulog di seluruh Indonesia.
Pengeluaran beras tersebut untuk tujuan stabilisasi harga menunggu penugasan pemerintah yang biasa diputuskan melalui rapat koordinasi terbatas.
”Jadi, tidak perlu khawatir, Bulog punya lebih dari 1.400 gudang yang tersebar di 26 divisi regional di Indonesia, kapasitas simpan seluruhnya lebih kurang 4 juta ton,” ujarnya.
Selain stabilisasi harga, beras impor akan difungsikan sebagai cadangan yang sewaktu-waktu dapat dipakai pemerintah untuk penanggulangan keadaan darurat, bantuan kepada masyarakat miskin, kerawanan pangan, dan keadaan tertentu lain.
Menurut Siti, penugasan impor beras kepada Perum Bulog tertuang dalam Surat Menteri Perdagangan Nomor 94/M-DAG/SD/1/2018 tanggal 15 Januari 2018.
Isinya, Bulog dapat mengimpor beras untuk keperluan umum dengan kadar beras pecah (broken) 5-25 persen, serta beras untuk keperluan lain dengan kadar pecah 0-5 persen. Total kuotanya 500.000 ton.
Sampai saat ini telah ditandatangani kontrak dengan 6 perusahaan eksportir asal Vietnam, Thailand, dan India. Total pengadaan dari 6 perusahaan tersebut mencapai 281.000 ton. Rinciannya, 141.000 ton dari Vietnam, 120.000 ton dari Thailand, dan 20.000 ton dari India.
”Sebetulnya terdapat 8 perusahaan yang lolos tahap negosiasi harga, tetapi karena pertimbangan keterbatasan waktu izin impor, ada 2 perusahaan dari Pakistan tidak menandatangani kontrak,” ujarnya.
Berdasarkan surat izin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan, beras impor tersebut harus sudah tiba di Indonesia paling lambat 28 Februari 2018.
”Pada pertengahan bulan ini diperkirakan sudah ada yang masuk ke Indonesia dan diharapkan 281.000 ton telah masuk semua di akhir bulan,” katanya.
Sembilan pelabuhan akan jadi tujuan kedatangan beras impor. Kesembilan pelabuhan itu adalah Belawan (Medan Sumut), Teluk Bayur (Padang Sumbar), Panjang (Bandar Lampung-Lampung), Merak (Cilegon Banten), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya Jatim), Tanjung Wangi (Banyuwangi Jatim), Benoa (Denpasar Bali), dan Tenau (Kupang NTT).
Siti menambahkan, meski mendapat tugas mengimpor beras, Bulog akan menjalankan tugas menyerap gabah petani. Tahun ini Bulog menargetkan dapat menyerap 2,7 juta ton beras dari dalam negeri.