JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan pada Rabu (7/2) ditutup pada 6.534 menguat 0,8 persen atau 56 poin dibandingkan dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Setelah sejak pekan lalu mengalami penurunan, IHSG mendapatkan sentimen positif dari pasar global sehingga bergerak naik.
Pada perdagangan Rabu, IHSG dibuka di level 6.525,56, menguat 47,02 poin dari penutupan sehari sebelumnya. Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, menjelaskan, penguatan IHSG terjadi akibat peningkatan pasar saham di Amerika Serikat yang sebelumnya turun selama dua hari berturut-turut pada Jumat (2/2) dan Senin (5/2).
Indeks Dow Jones yang sempat turun 1.600 poin, pada hari Selasa lalu naik 567 poin atau 2,33 persen.
”Hal itu berdampak pada pembukaan pasar saham regional Rabu pagi. Tren positif terjadi di sejumlah negara di Asia, seperti Jepang. Faktor eksternal dari AS masih menjadi penyebab naiknya IHSG,” ujarnya.
Namun, selain faktor eksternal dari AS, faktor internal juga ikut memengaruhi penguatan IHSG pada Rabu. Hal ini, antara lain, terjadi karena Laporan Konsultasi Artikel IV untuk Indonesia 2017 yang dikeluarkan Dana Moneter Internasional (IMF), secara psikologis meningkatkan keyakinan investor terhadap perekonomian Indonesia.
Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menuturkan, investor melihat bahwa ekonomi Indonesia memiliki ruang tumbuh lebih besar. Realisasi pertumbuhan ekonomi 2017 yang mencapai 5,07 persen dianggap masih bisa meningkat lagi lebih signifikan pada 2018.
”Emiten yang diburu investor selama ini masih emiten besar karena tren harga sahamnya terus naik. Bagi investor domestik, emiten yang skalanya di bawah emiten besar juga bisa diperhitungkan karena menjanjikan,” ujar Lana. (GER/AHA)