JAKARTA, KOMPAS — Penyederhanaan transaksi di Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau JORR tengah dikebut. Untuk tahap pertama, penyederhanaan transaksi dilakukan antara ruas Tol Sedyatmo dan JORR W1.
”Ruas yang transaksinya belum efisien akan kami perbaiki sembari kami siapkan integrasinya secara menyeluruh. Tahap pertama, targetnya selesai bulan ini,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna, Minggu (11/2), di Jakarta.
Efisiensi transaksi untuk tahap pertama adalah penyederhanaan pembayaran antara Tol Sedyatmo dan Tol JORR. Selama ini, kendaraan dari bandara yang masuk ke JORR harus melakukan dua kali transaksi. Melalui penyederhanaan transaksi ini, pengguna tol cukup bertransaksi sekali.
Menurut Herry, penyederhanaan transaksi itu akan menghilangkan fungsi Gerbang Tol (GT) Kayu Besar. Selain itu, kini juga sudah dibangun GT untuk kendaraan dari arah Pantai Indah Kapuk (PIK). Dengan begitu, pengendara hanya akan bertransaksi sekali. Bulan ini, persiapan itu direncanakan selesai.
Tahap berikutnya, lanjut Herry, penyederhanaan transaksi dilakukan dengan menghilangkan GT Meruya. Penyederhanaan diarahkan pada integrasi sistem di JORR yang akan mendukung sistem laju kendaraan tanpa berhenti. Sistem ini direncanakan untuk diterapkan akhir tahun ini. Sejumlah persiapan masih dimatangkan, antara lain terkait empat ruas tol yang kenaikan tarifnya masih ditunda. ”Saat ini, integrasi setempat dulu dengan menghilangkan titik-titik macet,” ujar Herry.
Empat ruas jalan tol yang kenaikan tarifnya masih ditunda ialah ruas JORR W2 Utara yang dikelola PT Marga Lingkar Jakarta, JORR S oleh PT Hutama Karya (Persero), serta JORR non S dan Pondok Aren-Ulujami oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Secara terpisah, Direktur Operasi II PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengatakan, kenaikan tarif di ruas-ruas tersebut ditunda karena sedang dalam penyatuan sistem atau integrasi sistem untuk seluruh ruas JORR. (NAD)