Berkah Melimpah di Hari Kasih Sayang
JAKARTA, KOMPAS- Perayaan hari kasih sayang memberikan berkah melimpah kepada para pedagang. Para pedagang memanfaatkan tema cinta dan kasih sayang yang dimonetisasi menjadi keuntungan.
Penjual bunga di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Syahlani (32), mengatakan, perayaan hari kasih sayang membuat bunga dagangannya laris manis.
“Iya silakan saja cinta-cintaan pakai bunga, yang penting mah dagangan saya laris,” kelakar Syahlani.
Ia mengatakan, sejak kemarin 30 tangkai yang terdiri dari masing-masing 15 mawar merah dan mawar putih ludes. Adapun hari ini, Rabu (14/2), hingga pukul 13.30, atau baru setengah hari sejak dia mulai dagang pukul 06.00, sudah terjual 30 tangkai bunga.
Padahal dirinya sudah menambah stok dari hari biasa yang hanya 20 tangkai menjadi 30 tangkai, namun ludes terjual. Sementara itu pada hari biasa, bunga yang dijual tiap satu tangkai itu hanya laris 10-15 tangkai per hari.
Bunga mawar merah dijual Rp 20.000 per tangkai, sedangkan bunga mawar putih dijual Rp 15.000 per tangkai. Artinya dalam dua hari ini, omzet total Syahlani mencapai Rp 1,05 juta dibagi masing-masing Rp 525 ribu hari ini dan kemarin. Padahal biasanya, omzet Syahlani hanya mencapai Rp 150 ribu – Rp 200 ribu per hari.
Selama dua hari ini, kios bunganya kedatangan berbagai macam pembeli bunga. Ada anak sekolah mulai dari SD sampai mahasiswa, hingga dewasa.
Sedangkan kalau di hari biasa, pembelinya biasanya orang yang hendak menghadiahi hari ulang tahun, menjenguk ke rumah sakit, atau yang hendak mendekorasi acara.
Syahlani mengatakan, hari kasih sayang atau valentine selalu mendatangkan berkah tambahan dari tahun ke tahun. Selain hari kasih sayang, dagangannya mengalami lonjakan omzet saat lebaran atau tahun baru. Selain itu, juga acara wisuda mahasiswa.
“Jual bunga itu laku banyak ya musiman,” ujar Syahlani.
Tidak hanya penjual bunga yang terkerek omzetnya pada hari kasih sayang. Pedagang boneka pun ikut menikmatinya.
Yogi (35), pedagang boneka di pinggir Jalan Rawa Belong, Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengatakan, boneka dagangannya laris. Dari 20 boneka yang dibawanya, 15 boneka sudah terjual.
“Syukur sekali ini laris di hari kasih sayang,” ujar Yogi.
Ia menjual beragam boneka mulai dari boneka beruang, panda, dan kelinci. Boneka beruang dijual Rp 100 ribu per buah, boneka panda dijual Rp 80 ribu per buah, dan boneka kelinci dijual Rp 75 ribu per buah.
Sesuai dengan ukurannya yang lebih besar, maka harga boneka pun makin mahal. Boneka beruang berukuran tinggi sekitar 30 cm dengan lebar 30 cm, boneka panda 20 cm x 20 cm, dan boneka kelici 15 cm x 15 cm.
Menjual tema
Tidak hanya pedagang asongan saja yang memanfaatkan momentum ini, pedagang di situs-situs e-dagang juga memanfaatkan momen ini. Situs e-dagang seperti Tokopedia.com dan Blibli.com menawarkan promo diskon untuk merangsang transaksi penjualan di hari kasih sayang.
Dari layar sinema, peluncuran film drama remaja Eiffel I’m In Love 2 juga bertepatan dengan hari kasih sayang. Dengan tema cinta, film sekuel lanjutan Eiffel I’m In Love tahun 2003 ini bisa menyedot banyak penonton di hari pertama tayang di hari kasih sayang.
Mengutip perkataan Philip Kotler dalam bukunya berjudul Management Marketing (2003), keputusan konsumen berbelanja itu salah satunya karena faktor sosial. Dalam buku yang dijadikan bahan ajar wajib perkuliahan jurusan pemasaran itu menyebutkan, keinginan untuk berbelanja itu dipengaruhi oleh faktor sosial dan lingkungan di sekitarnya.
Artinya, ketika media massa dan lingkungan sekitarnya mengusung hari kasih sayang sebagai sesuatu yang menarik dan harus dirayakan dengan memberikan sesuatu ke pasangan atau orang yang dikasihi, maka keputusan berbelanja pun terjadi.