Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi menyebutkan, 57.000 ton beras itu tiba di sejumlah pelabuhan. Sebanyak 10.000 ton di Pelabuhan Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur; 41.000 ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta; dan 6.000 ton di Pelabuhan Indah Kiat Cilegon, Banten.
Sementara beras yang dijadwalkan tiba Kamis ini, yakni 20.000 ton di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung, Lampung; 4.750 ton di Pelabuhan Benoa Denpasar, Bali; serta 20.000 ton di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur.
Total 281.000 ton beras yang diimpor dari Vietnam, Thailand, dan India itu diharapkan tiba sebelum 28 Februari 2018. Namun, kedatangan kapal pengangkut bisa molor dari perkiraan semula, antara lain karena terkendala hujan saat pemuatan di negara asal serta gelombang tinggi di perjalanan.
Andrianto menambahkan, selain situasi harga beras, pemilihan lokasi kedatangan mempertimbangkan ketersediaan gudang di wilayah itu. Pertimbangan lain, target waktu kedatangan yang mesti dipenuhi eksportir dan kapal yang tersedia.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyampaikan, beras impor yang sudah tiba di sejumlah pelabuhan di Indonesia akan masuk ke gudang Perum Bulog dan diawasi Satuan Tugas Pangan. Pendistribusian beras impor untuk operasi pasar atau peruntukan lain diputuskan melalui rapat koordinasi pada Kementerian Koordinator Perekonomian.
Kemarin, sebagian beras impor yang diangkut kapal ”Singapore Bulker” sudah dibongkar di Pelabuhan Tanjung Priok dan diangkut menggunakan truk ke gudang Bulog di Sunter, Jakarta Utara. Diperkirakan perlu waktu 10 hari untuk membongkar beras impor 41.000 ton itu.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati menyebutkan, kapal pengangkut beras akan tiba di beberapa pelabuhan pada 17, 18, dan 19 Februari. Adapun pada 23 Februari tiba di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan, beras impor yang masuk ke gudang Bulog untuk memperkuat cadangan beras pemerintah. ”Kapan dikeluarkan, nanti tunggu kebijakan lebih lanjut,” katanya.
Harga gabah
Keputusan pemerintah menaikkan fleksibilitas harga pembelian gabah atau beras dari 10 persen menjadi 20 persen bakal meredam penurunan harga di tingkat petani. Harga gabah diperkirakan akan bertahan kendati beras impor tiba dan panen raya berlangsung secara luas.
Hingga pertengahan Februari 2018, harga gabah di tingkat petani masih tinggi meski cenderung turun di beberapa sentra yang mulai panen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, harga di tingkat petani Rp 5.415 per kilogram (kg) untuk gabah kering panen dan Rp 5.508 per kg di tingkat penggilingan.