Jika sesuai target, program ini diyakini bisa meningkatkan daya beli warga. Saat mengunjungi Provinsi Maluku selama dua hari, Presiden mengecek pelaksanaan program itu di tiga lokasi, yakni di Kota Ambon dan di Kabupaten Seram Bagian Barat. ”Saya ingin memastikan program berjalan dan masyarakat mendapatkan manfaat,” kata Presiden, Rabu (14/2), di Ambon.
Pengecekan program padat karya tunai dilakukan di Negeri Batumerah, Kecamatan Sirimau, Ambon. Presiden melihat proyek normalisasi sungai yang dikerjakan 150 warga. Presiden sempat turun hingga ke talut sungai didampingi Gubernur Maluku Said Assagaff serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.
Respons masyarakat
Dari sana, Presiden melanjutkan pengecekan ke lokasi program berikutnya. Pada Rabu siang, Presiden melanjutkan pengecekan dengan mendatangi Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Perjalanan menuju lokasi itu dilakukan menggunakan helikopter dari Bandara Pattimura.
”Program padat karya tunai ini bisa mendistribusikan anggaran langsung ke desa sehingga konsumsi atau daya beli masyarakat meningkat,” kata Presiden.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, alokasi anggaran program padat karya tunai 2018 Rp 11,28 triliun. Dana digunakan untuk perbaikan irigasi, pemeliharaan jalan, pembangunan jalan produksi, dan perbaikan rumah yang tidak layak huni. Ina, warga Negeri Batumerah, Kecamatan Sirimau, Ambon, mengapresiasi program pemerintah ini. Selama ini, sungai di sekitar permukimannya hampir tidak pernah dibersihkan dengan serius. Hal ini berdampak pada tersumbatnya aliran sungai. (FRN/NDY)