JAKARTA, KOMPAS — Tren digital berpengaruh terhadap industri telekomunikasi. Operator perlu terus beradaptasi terhadap perubahan sehingga layanan yang ditawarkan tetap relevan dengan kebutuhan konsumen.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengemukakan hal itu saat menghadiri peluncuran buku Untold Story IPO Telkom di NYSE dan BEJ, Kamis (15/2) malam, di Jakarta. Menurut Rudiantara, kapitalisasi pasar empat perusahaan rintisan bidang teknologi unicorn Indonesia terus meningkat. Empat perusahaan rintisan yang dimaksud adalah Tokopedia, Traveloka, Go-Jek, dan Bukalapak. Status unicorn merujuk pada nilai valuasi di atas satu miliar dollar AS.
”Tren digital berkembang luar biasa. Konten digital tumbuh,” ujar Rudiantara. Dia berharap, industri telekomunikasi pun bergerak cepat, termasuk PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Perusahaan ini diharapkan bisa menjadi penggerak industri.
Buku Untold Story IPO Telkom di NYSE dan BEJ ditulis oleh Direktur Utama Telkom periode 1992-1996, yakni Setyanto P Santosa. Dia adalah pelaku utama tahap persiapan hingga Telkom berhasil melantai di dua bursa efek sekaligus. Telkom melakukan penjualan pertama saham perusahaan kepada investor umum (IPO), 14 November 1995, di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia) dan Bursa Saham New York (NYSE). Kapitalisasi pasar Telkom saat ini berkisar Rp 401,2 triliun, naik dari kapitalisasi tahun 1995 yang sebesar Rp 34,5 triliun.
Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengungkapkan, langkah IPO Telkom tersebut telah menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan perusahaan. Dengan IPO, Setyanto menambahkan, Telkom belajar menjadi perusahaan publik kelas dunia. (MED)