jJAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 137.250 ton beras yang diimpor Perum Bulog telah tiba di Indonesia. Jumlah itu sama dengan 48,8 persen dari total beras yang dipesan dari Vietnam, Thailand, dan India untuk memperkuat cadangan beras pemerintah.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi, Senin (19/2), menyebutkan, beras telah tiba secara bertahap di enam pelabuhan di Indonesia sejak pekan lalu.
Kini beberapa kapal sedang merapat ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (30.000 ton); Pelabuhan Panjang, Lampung (20.000 ton); dan Pelabuhan Perak, Surabaya (20.000 ton).
Sebelumnya, beras juga telah tiba di pelabuhan lain, yakni Pelabuhan Tenau, Kupang (10.000 ton); Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon (6.000 ton); Pelabuhan Benoa, Bali (4.750 ton); Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (tahap 1 sebanyak 41.000 ton); dan Pelabuhan Panjang, Lampung (5.500 ton).
Akan tetapi, meski sebagian beras impor telah tiba dan panen telah berlangsung di sejumlah sentra, penurunan harga beras belum berarti. Luas panen dan pasokan ke pasar masih relatif kecil sehingga tidak signifikan menekan harga beras.
Pada perdagangan Minggu (18/2), harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, berkisar Rp 8.500-Rp 15.900 per kilogram (kg). Rata-rata harga beras medium tercatat Rp 11.256 per kg, jauh lebih tinggi dari 18 Februari 2017, yakni Rp 9.400 per kg, atau sebesar Rp 9.375 per kg tahun 2016.
Adapun stok tercatat 21.101 ton, turun 28,6 persen dibandingkan stok akhir bulan lalu, atau turun 35,7 persen dibandingkan stok akhir 2017.
Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga beras rata-rata secara nasional pada Kamis (15/2) Rp 12.100 per kg, yang sudah bertahan sekitar dua pekan. Harga tertinggi tercatat di DKI Jakarta dengan Rp 14.300 per kg, disusul Kalimantan Tengah Rp 13.750 per kg, dan Kalimantan Utara Rp 13.350 per kg.