PALANGKARAYA, KOMPAS - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menghimbau para konsultan pembangunan infrastruktur untuk mengoreksi diri atau lembaganya.
Menurutnya, masih banyak pekerjaan yang belum maksimal karena peran konslutan yang belum optimal.
Budi mengungkapkan hal itu sebelum menutup Seminar Nasional yang berjudul Penanggulanagn kebakaran Hutan, Lahan, dan Bencana Asap di Kalimantan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur, di Palangkaraya, Kamis (22/2).
Kegiatan seminar tersebut digelar oleh Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO).
"Pada proyek, kami dan juga kontraktor itu harus lebih banyak belajar pada konsultan jadi jangan malah nanya ke kami soal proyek. Konsultan itu harus lebih pinter," ungkap Budi.
Budi menghimbau kepada para konsultan untuk mengkaji lebih dalam dan berkolaborasi dengan akademisi atau ahli-ahli luar negeri.
Penilaian tersebut merujuk pada beberapa kasus, seperti robohnya selasar gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta, Senin (15/1), lalu ambruknya dinding terowongan di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin, 5 Februari (Kompas, 6/2).
Di Kalimantan Tengah pada Selasa (31/12) lalu, sebuah jembatan yang menghubungkan Jalan Trans Kalimantan ke Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat ambruk. Selama beberapa minggu akses ke kota Pangkalan Bun tertutup.
Selain itu, yang lebih mengganggu adalah banyaknya ruas jalan trans Kalimantan yang cepat sekali rusak. Contohnya di wilayah Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau yang setiap tahun terendam banjir dan berlubang.
Meskipun demikian, tambah Budi, banyak kasus ambruknya bangunan terjadi juga karena bencana dan kecelakaan.
Namun, banyak kejadian karena pengerjaan proyek yang kurang maksimal menggangu transportasi, khususnya jembatan dan jalan-jalan nasional yang cepat sekali rusak.
Ketua Umum INKINDO Nugroho Pudjo Raharjo mengatakan, selama ini pihaknya sudah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan kapabilitas dari anggotanya.
Sampai saat ini terdapat 6.000 lebih anggota INKINDO yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia.
"Dulu itu kontraktor takut sama konsultan karena kalau belum kelar tidak bisa cair uangnya, sekarang tidak, baru 80 persen pengerjaan uang sudah ada," ungkap Nugroho.
Nugroho menambahkan, regulasi yang membuat kontraktor bergantung pada konslutan sudah tidak ada. Syarat pembayaran tidak lagi melampirkan penilaian konsultan dalam progres atau perkembangan pembangunan sebuah proyek.