JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggaraan pilkada di 171 daerah, Asian Games, dan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia akan mendongkrak konsumsi masyarakat tahun ini. Kondisi itu menopang pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diperkirakan lebih baik daripada tahun lalu.
Tahun ini, Pemerintah RI menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen. Tahun lalu, produk domestik bruto (PDB) RI tumbuh 5,07 persen.
Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Kamis (22/2), menyatakan, penyelenggaraan acara-acara besar itu mendongkrak konsumsi, faktor dominan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, belanja infrastruktur, kenaikan harga komoditas, serta suku bunga dan kebijakan fiskal turut menopang pertumbuhan.
Ia memperkirakan, PDB Indonesia akan tumbuh 5,3 persen tahun ini. Angka itu lebih rendah daripada target pemerintah, antara lain karena kenaikan harga komoditas yang diprediksi tidak signifikan serta inflasi yang diperkirakan mencapai 4,2 persen tahun ini.
Sementara peningkatan investasi dinilai akan menggerakkan sektor riil lebih kencang. Kondisi itu, antara lain, tecermin di sektor transportasi yang pertumbuhannya kian tinggi, yakni dari 6,7 persen pada 2015, menjadi 7,7 persen pada 2016, dan 8,25 persen pada 2017.
Menurut Enrico, pengakuan sejumlah lembaga mengenai perbaikan indikator di Indonesia turut menarik investor. Perbaikan status investasi, antara lain tecermin dari peningkatan peringkat utang oleh Standard and Poor’s dari BB+ menjadi BBB-, peringkat BBB dengan outlook stabil dari Fitch, dan perbaikan peringkat kemudahan investasi dari Bank Dunia yang naik ke posisi ke-72.
Tahun lalu, realisasi investasi tercatat Rp 692,8 triliun, naik 13,05 persen daripada 2016. Penanaman modal asing tercatat lebih tinggi dan naik dari Rp 396,6 triliun pada 2016 menjadi Rp 430,5 triliun pada 2017.
Kerja sama
Untuk meratakan hasil pembangunan di setiap daerah dan menekan ketergantungan terhadap impor, kerja sama perdagangan antarprovinsi di Indonesia mesti diperkuat. Sebab, setiap daerah memiliki kelebihan masing-masing, baik dalam produk, komoditas, maupun potensi yang bisa saling dipertukarkan.
”Antardaerah bisa bekerja sama untuk saling mengisi dan menguatkan,” kata Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Kerja Nasional APPSI di Bandung, Kamis. Acara bertema ”Kerja Sama Perdagangan Antardaerah untuk Penguatan Ekonomi Nasional” itu dihadiri Presiden Joko Widodo.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan harapan agar program perekonomian bisa dilakukan dengan baik untuk masyarakat. Namun, ia berharap pelaksanaannya didukung perbaikan pada perizinan dan regulasi.
”Berkali-kali saya ingatkan, perizinan yang terlalu panjang harus dibuat lebih cepat. Hal itu harus dilakukan,” katanya.
Sementara itu, delegasi bisnis dari Prefektur Fukuoka, Jepang, menjajaki kolaborasi dengan pelaku industri agro di Indonesia. Kerja sama tersebut berpotensi meningkatkan kinerja ekspor produk makanan dan minuman Indonesia dan Jepang.
”Ekspor industri makanan dan minuman Indonesia ke Jepang pada 2017 sekitar 779 juta dollar AS. Adapun impor produk makanan dan minuman Jepang ke Indonesia 41 juta dollar AS,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, kemarin.
Perwakilan delegasi Prefektur Fukuoka Kenji Narita mengatakan, langkah ini merupakan yang pertama bagi mereka untuk menjajaki hubungan industri di Indonesia. Dalam temu bisnis itu, kondisi dan potensi Prefektur Fukuoka dipresentasikan.(MKN/SEM/CAS)