Tanda-tanda Keuangan Sehat
Someone sitting under the tree today because he planted the seed years ago.
Pepatah terkenal dari Warren Buffett ini merupakan salah satu pengingat saya dalam mengelola keuangan. Untuk dapat meraih apa yang diinginkan butuh proses dan perjuangan. Salah satunya dengan membuat perencanaan keuangan. Setiap tahun, kondisi keuangan seseorang dapat berubah-ubah. Namun, Anda sebaiknya dapat mengenali tanda-tanda yang harus dimiliki agar memiliki keuangan yang sehat.
Pertama, jumlah cicilan kredit perumahan atau apartemen. Secara umum, batasan maksimal yang masih ideal untuk membayar cicilan pinjaman perumahan adalah 25 persen dari penghasilan yang diterima. Cara menghitungnya adalah cicilan KPR bulanan yang dibayarkan harus dijumlahkan, lalu dibagi dengan jumlah penghasilan sebulan. Sebagai contoh, apabila penghasilan seseorang Rp 30 juta per bulan, kemampuan ideal untuk membayar cicilan pinjaman menjadi maksimal Rp 7,5 juta per bulan.
Kedua, saldo utang konsumtif, seperti utang kartu kredit. Saran terbaik tentu saja tidak punya utang kartu kredit setiap bulannya dengan cara membayar lunas tagihan saat jatuh tempo. Namun, jika masih ada cicilan untuk membayar kartu kredit, jumlah ideal sebaiknya tidak lebih 10 persen dari penghasilan bulanan.
Ketiga, dana darurat di rekening tabungan. Secara umum, jumlah minimal dana darurat yang sebaiknya dimiliki setiap rumah tangga sebesar tiga kali dari pengeluaran rutin bulanan. Misalnya pengeluaran rutin sebuah rumah tangga di luar komitmen menabung adalah Rp 20 juta, saldo dana darurat yang wajib ada adalah Rp 60 juta. Namun, kondisi rumah tangga juga ikut menentukan besaran dana darurat yang sebaiknya disiapkan. Faktor lain yang memengaruhi adalah jumlah tanggungan, banyaknya aset yang digunakan, seperti rumah dan kendaraan, dan kondisi kesehatan anggota keluarga.
Keempat, memiliki proteksi atas jiwa, kesehatan, dan aset pribadi. Asuransi adalah produk keuangan yang bisa memberikan fungsi proteksi terhadap kondisi keuangan rumah tangga. Semua anggota keluarga sebaiknya memiliki asuransi kesehatan karena risiko sakit dapat menimpa setiap orang, yang akan berdampak pada kondisi keuangan rumah tangga. Jika seseorang punya tanggungan, seperti pasangan ataupun anak, asuransi jiwa murni wajib dimiliki oleh yang memiliki tanggungan saja. Apabila ada aset lain, seperti rumah atau mobil, aset juga sebaiknya dilindungi dengan produk proteksi.
Kelima, memiliki saldo dana pensiun yang memadai. Mempersiapkan dana hari tua adalah tanggung jawab setiap orang. Investasi untuk mempersiapkan dana pensiun, bukan sekadar menabung saja, sebaiknya dilakukan. Seseorang yang saat ini berusia 30 tahun dan berencana untuk pensiun di usia 55 tahun artinya masih punya waktu sekitar 25 tahun untuk mengumpulkan dana pensiun. Apabila dia menabung di tabungan dengan suku bunga 3 persen per tahun, saldo dana pensiun yang akan terbentuk secara matematis adalah Rp 223 juta. Sementara jika dia berinvestasi di reksa dana saham dengan potensi imbal hasil rata-rata 15 persen per tahun, saldo dana pensiun yang akan terbentuk secara matematis adalah Rp 1,6 miliar. Selisih yang berbeda sekali, bukan?
Keenam, aset investasi yang terdiversifikasi. Berapa banyak aset investasi yang dimiliki rumah tangga? Keuangan yang sehat sebaiknya memiliki aset yang tersebar ke dalam beberapa jenis kelas aset investasi. Misalnya, jika seseorang yang berprofil moderat memiliki aset investasi sejumlah Rp 100 juta, setidaknya dana Rp 25 juta ditempatkan di deposito dan Rp 25 juta ditempatkan di reksa dana campuran.
Keenam ciri di atas secara bersamaan akan mengindikasikan sebuah kondisi keuangan yang sehat. Artinya, punya dana darurat tanpa punya dana pensiun menunjukkan keuangan belum 100 persen sehat meskipun sakitnya juga tidak parah. Seseorang dapat menemukan keenam ciri tersebut apabila rajin melakukan evaluasi kesehatan keuangan atau yang dikenal dengan istilah financial check-up.
Untuk memulai sebuah rencana keuangan, selalu lakukan evaluasi atau check-up terlebih dahulu. Memang punya rencana keuangan tidak menjamin Anda 100 persen akan kaya raya. Akan tetapi, Anda akan lebih tenang karena tahu apakah dana investasi sudah cukup untuk pendidikan atau mengetahui jika saat ini baru bisa mendanai pensiun hingga usia 70 tahun. Saya percaya bahwa Anda tidak perlu jadi seorang ahli keuangan, tetapi Anda harus paham bagaimana mengelola keuangan keluarga sendiri. Live a beautiful life!