JAKARTA, KOMPAS Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan melelang 55 barang koleksi pribadi sejumlah pejabat pemerintah dan petinggi BUMN. Lelang sukarela itu akan digelar di Gedung Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (28/2), mulai pukul 10.00 waktu Indonesia barat.
Direktur Lelang Direktorat Jenderal (Ditjen) Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Lukman Effendi, di Jakarta, Senin (26/2), menyatakan, kegiatan lelang dengan menggandeng 18 pejabat dan petinggi badan usaha milik negara itu merupakan inisiatif Ditjen Kekayaan Negara. Tujuannya, menyosialisasikan lelang sebagai salah satu mekanisme jual-beli yang aman, transparan, obyektif, memiliki kepastian hukum, dan kompetitif.
”Ditjen Kekayaan Negara ingin memasyarakatkan lelang. Kajian kami, pelayanan lelang kurang dipromosikan dan kurang dikenal masyarakat. Oleh karena itu, dalam 110 tahun lelang Indonesia, kami ingin mempromosikannya secara serentak,” kata Lukman.
Acuan 110 tahun lelang Indonesia ini dihitung sejak diterbitkannya Vendu Reglement Staatsblad atau Undang-Undang Lelang oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 28 Februari 1908.
Pejabat yang berpartisipasi menyertakan koleksi pribadi pada lelang sukarela ini antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain itu, 7 menteri Kabinet Kerja, 7 pejabat eselon I Kementerian Keuangan, 1 pejabat eselon II Kementerian Keuangan, serta 2 direktur utama bank BUMN juga ikut berpartisipasi.
Total barang yang dilelang mencapai 55 jenis barang. Barang itu di antaranya kain tenun, batik, busana, sepatu, dasi, tas, topi, sajadah, jaket kulit, jam, sepeda, gitar akustik, lukisan, kain songket, dan perlengkapan golf.
Nilai limit bawah paling mahal, yaitu Rp 15 juta, ditetapkan untuk lukisan karya I Wayan Suarmadi koleksi Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Suprajarto. Berikutnya, perlengkapan golf milik Dirjen Pajak Robert Pakpahan senilai Rp 10 juta. Adapun, baju batik tulis koleksi Menkeu Sri Mulyani Indrawati ditawarkan dengan nilai limit bawah Rp 5 juta.
Nilai limit paling murah adalah sepatu milik Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi senilai Rp 1.000 dan dasi milik Lukman senilai Rp 50.000.
Secara prosedur, menurut Lukman, hasil lelang koleksi pribadi diberikan kepada pemilik. Ditjen Kekayaan Negara menarik bea lelang kepada penjual dan pembeli yang langsung masuk ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Namun, pejabat pemerintah dan petinggi BUMN dalam lelang sukarela tersebut, Lukman melanjutkan, menyerahkan hasil lelang kepada Ditjen Kekayaan Negara untuk diteruskan sebagai bantuan di bidang pendidikan. ”Hasilnya akan diarahkan sebagai bantuan pendidikan. Bentuknya apa, nanti diputuskan setelah lelang selesai dan hasilnya diketahui,” kata Lukman.
Kepala Subdirektorat Lelang Ditjen Kekayaan Negara Erris Eka Sundari menambahkan, lelang terbuka untuk umum. Dengan demikian, setiap orang bisa ikut berpartisipasi melalui dua cara, yakni lelang konvensional dan melalui internet.
Salah satu syaratnya, kata Erris, peserta lelang menyetor uang jaminan ke rekening yang telah ditetapkan. Nilainya bervariasi bergantung pada nilai limit barang. Setoran paling lambat satu hari kerja sebelum lelang. Cara lain adalah setor tunai kepada bendahara penerima di lokasi paling lambat satu jam sebelum lelang dimulai.
”Masyarakat, termasuk calon peserta lelang, bisa melihat langsung barang-barang yang akan dilelang pada Selasa (27/2) pukul 09.00-16.00,” kata Erris.
Selama ini, nilai realisasi lelang Ditjen Kekayaan Negara terus meningkat. Tahun 2010, misalnya, realisasinya Rp 6,79 triliun dengan bea lelang Rp 83,84 miliar. Tahun 2017, realisasinya Rp 16,19 triliun dengan bea lelang Rp 375,98 miliar.
Meski terus tumbuh, Lukman menambahkan, lelang belum maksimal. Ini terutama menyangkut peserta lelang atau calon pembeli yang masih kurang. Untuk lelang barang agunan dari perbankan, misalnya, hanya laku 13 persen dari total barang lelang. Demikian pula dengan lelang barang yang terkait kepailitan.
Dasi dan sepatu
Terkait partisipasinya dalam lelang, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyerahkan kepada Ny Mufidah Kalla untuk memilih barang yang akan dilelang.
Saat disebutkan beberapa barangnya yang akan dilelang, seperti dasi dan sepatu, Wapres Kalla tertawa, ”Ha-ha-ha itu memang barang-barang saya. Sudah diputuskan sama Ibu (Mufidah) untuk disumbangkan.”
Secara terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan tertarik ikut lelang karena selama ini lelang tidak terlalu mendapat perhatian masyarakat. Padahal, lelang lukisan, misalnya, bisa mendorong kegiatan ekonomi dan menumbuhkan minat kesenian.
”Saya berharap acara lelang ini menjadi lubang kunci pintu masuk kegiatan dunia lelang lukis. Kebetulan saya suka lukisan dan suka musik,” kata Budi Karya.
Budi Karya memilih dua lukisan miliknya untuk dilelang. Lukisan bergambar suasana perdesaan dan lukisan lubang kunci dengan latar belakang pantai itu ia nilai memiliki makna yang dalam. ”Keduanya sangat indah. Lukisan desa saya pilih untuk mendorong peran desa agar lebih besar lagi,” ujar Budi Karya.
Selain dua lukisan koleksinya, Budi Karya juga melelang salah satu gitar kesayangannya. ”Gitar ini sering saya pakai untuk menyanyi bersama dalam kelompok Elek Yo Band bersama menteri-menteri Kabinet Kerja. Pelelangan gitar ini tidak akan mengganggu karier band saya karena saya tidak berkarier di musik. Cuma untuk hobi, bakat juga pas-pasan,” kata Budi Karya.
Di antara barang yang dilelang, terdapat dasi dan sepatu milik Wapres Kalla, kain tenun dan songket sutra milik pribadi Ibu Mufidah Kalla, baju batik tulis koleksi Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Rini M Soemarno, serta sepatu milik Menperin Airlangga Hartarto. Tak ketinggalan juga sajadah milik Menteri ATR Sofyan Djalil dan tas tangan milik Menlu Retno Marsudi.
Barang koleksi pribadi pejabat yang dilelang ini dalam kondisi bagus. (LAS/FER/ARN/HAR)