JAKARTA, KOMPAS — Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba bersih 70,4 juta dollar AS pada semester II-2017. Namun, laba bersih pada Juli-Desember 2017 itu belum dapat menutup rugi bersih pada semester I-2017 yang sebesar 138 juta dollar AS.
Dengan demikian, maskapai BUMN itu masih mencatatkan rugi bersih 67,6 juta dollar AS atau sekitar Rp 923 miliar sepanjang 2017.
”Namun, karena kami masih mengeluarkan dana cukup besar untuk pengampunan pajak dan denda pengadilan di Australia, total kerugian menjadi 213,4 juta dollar AS,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury di Jakarta, Senin (26/2).
Menurut Pahala, keikutsertaan Garuda dalam program pengampunan pajak dengan membayar 138 juta dollar AS merupakan program jangka panjang manajemen untuk meringankan perusahaan di kemudian hari. ”Saat ini kami terus berupaya agar kerugian bisa terus ditekan dan pada akhir 2018 rapor perusahaan menjadi biru,” kata Pahala.
Pahala mengatakan, manajemen sangat optimistis dengan capaian tahun ini. Hal ini karena sejumlah langkah yang diambil telah menunjukkan hasil positif. ”Di samping pertumbuhan penumpang memang cukup baik, kami juga telah berhasil melakukan negosiasi pembelian pesawat kepada pihak yang menyewakan sehingga bisa menurunkan harga sewa pesawat hingga 25 persen,” kata Pahala.
Analis Bahana Sekuritas Gregorius Gary mengatakan, kinerja Garuda Indonesia cukup baik. ”Namun, jelas ke depan ada tantangan yang cukup besar, seperti kenaikan harga minyak dan biaya operasional. Seperti diketahui, biaya avtur memakan 27 persen dari keseluruhan biaya operasional,” kata Gary.
CIMB Niaga
Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk membukukan laba bersih konsolidasi Rp 3 triliun pada 2017 atau tumbuh 43 persen dalam setahun. Adapun aset mencapai Rp 266,3 triliun per akhir 2017 atau tumbuh 10,2 persen dalam setahun.
”Peningkatan dalam pengelolaan kualitas aset telah menurunkan biaya pencadangan sebesar 18 persen dalam setahun,” kata Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan dalam siaran pers yang dikutip Kompas, kemarin.
Per 31 Desember 2017, kredit yang disalurkan CIMB Niaga sebesar Rp 185,1 triliun atau tumbuh 2,8 persen dalam setahun. Adapun dana pihak ketiga yang dihimpun CIMB Niaga Rp 189,3 triliun per akhir 2017. Rasio dana murah berupa tabungan dan giro terhadap keseluruhan DPK CIMB Niaga sekitar 52,6