Barang Koleksi Pribadi Pejabat Negara Dilelang
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Keuangan memamerkan 55 jenis barang koleksi pejabat negara, Selasa (27/2) di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, kepada khalayak.
Berbagai macam barang koleksi pribadi pejabat negara dan pimpinan badan usaha milik negara siap dilepas kepada penawar tertinggi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi pejabat yang menyumbangkan koleksi terbanyak untuk dilelang. Tercatat ada 21 koleksi pribadi Jusuf Kalla dan Ny Mufidah Jusuf Kalla yang akan dilelang pada Rabu (28/2) di Galeri Nasional Indonesia.
Wapres Jusuf Kalla antara lain menyumbangkan koleksi kain tenun yang berasal dari sejumlah provinsi di Indonesia. Selain itu, juga terdapat dasi, sepatu, serta bahan bordir milik Ny Mufidah Jusuf Kalla yang dipamerkan.
Sementara itu, koleksi Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Suprajarto menjadi barang lelang yang termahal. Suprajarto melelang satu lukisan bunga teratai berbingkai kayu kelapa yang berukuran 147 x 110 sentimeter.
Lukisan tersebut merupakan karya I Wayan Suarmadi pada tahun 2006. Suprajarto mematok limit sejumlah Rp 15 juta dan uang jaminan Rp 4,75 juta.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyumbangkan satu koleksi baju batik tulis lengan panjang bermotif bunga dengan ukuran M.
Menurut keterangan petugas Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, baju batik tersebut merupakan pakaian kesayangan Sri Mulyani selama menjalankan tugas sebagai Menteri Keuangan. Baju itu bernilai limit Rp 5 juta, dan peserta yang tertarik mesti menyerahkan uang jaminan Rp 2 juta.
Kasubdit Bina Lelang II Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Erris Eka Sundari menjelaskan, untuk lelang sukarela ini, Kemenkeu menerapkan dua sistem penawaran, yaitu lelang konvensional dan e-auction atau dalam jaringan (daring).
Pada sistem lelang konvensional, peserta menawarkan dengan hadir langsung ke lokasi lelang. Sementara untuk sistem e-auction, peserta dapat menawar melalui daring di laman www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id.
Erris menambahkan, kegiatan lelang selama ini cukup berperan dalam perekonomian di Indonesia. Pendapatan dari hasil lelang akan diserahkan kepada kas negara dan dihitung sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dia menargetkan semua barang yang akan dilelang bisa terjual di atas harga limit.
”Kalau dijumlahkan, keseluruhan harga limit barang ini total Rp 77 juta lebih. Kami berharap dapat mengumpulkan dana lebih dari itu untuk dialokasikan bagi pendidikan di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Erris, misi utama kegiatan lelang ini adalah memperkenalkan lelang kepada masyarakat. Dengan mengadakan lelang sukarela seperti ini, pemerintah ingin masyarakat menjadi tahu dan tertarik mengikuti lelang.
Dia menjelaskan, terdapat dua jenis lelang, yakni lelang eksekusi dan noneksekusi. Lelang eksekusi diperuntukkan bagi aset yang disita pihak bank, kejaksaaan, KPK, atau perusahaan yang mengalami pailit. Sementara lelang noneksekusi terbagi atas dua jenis, yaitu wajib dan sukarela.
Lelang noneksekusi wajib umumnya melelang aset milik kementerian atau lembaga. Hal itu karena pengadaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga penghapusannya harus melalui mekanisme lelang.
Untuk lelang noneksekusi sukarela barang-barangnya salah satunya bersumber dari koleksi pribadi pejabat negara.
Animo tinggi
Erris mengklaim animo masyarakat di Indonesia dalam mengikuti lelang tergolong cukup tinggi. Hal itu, katanya, tecermin dari tingginya capaian lelang pada 2017 yang mencapai Rp 16,2 triliun.
Pada tahun ini, pihaknya menargetkan dapat meraup hingga Rp 16,5 triliun dari sejumlah kegiatan lelang.
”Sebetulnya kan berarti lelang ini sudah bagus. Hanya saja kami melihat harus lebih ditingkatkan lagi dengan momen-momen seperti ini. Lelang sudah dikenal masyarakat tapi perlu lebih diperkenalkan lagi,” katanya.
Salah seorang calon peserta lelang, Sadimah (26), mengaku tertarik mengikuti lelang karena harga limit yang ditawarkan cukup terjangkau.
Sadimah yang datang bersama dengan ibundanya mengincar koleksi sepeda gunung merek Polygon seri MTB 26 Astroz milik Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Boediarso Teguh Widodo. Untuk mengikuti lelang sepeda itu, Sadimah mesti menyetor uang jaminan Rp 220.000.
”Saya sudah sering mengikuti lelang. Kali ini lebih menarik karena merupakan koleksi pejabat negara dan harganya terjangkau,” ujar Sadimah. (DD10)