JAKARTA, KOMPAS — Perubahan perilaku konsumen akibat transformasi digital menjadi salah satu tantangan perbankan tahun ini. Hal ini mendorong perbankan memprioritaskan belanja teknologi untuk transformasi bisnis melalui platform situs, aplikasi, dan sistem perbankan elektronik lain.
Berdasarkan paparan hasil Survei Perbankan Indonesia 2018 di Jakarta, Selasa (27/2), teknologi telah mendorong industri perbankan di Indonesia mengalami transformasi signifikan. Survei dilakukan oleh perusahaan jasa konsultasi PwC dengan melibatkan 65 responden dari 49 bank nasional dan asing di Indonesia.
Financial Services Industry Leader PwC Indonesia David Wake mengatakan, digitalisasi layanan adalah keniscayaan di tengah perkembangan teknologi informasi. Ada keterkaitan antara kematangan strategi digital dan kesiapan pelaku sektor perbankan menghadapi masa depan. ”Hampir semua bank di Indonesia berupaya efisien dengan meminimalkan ekspansi jaringan kantor fisik. Mereka lebih mengupayakan jalur-jalur digital dan otomatisasi untuk bertumbuh,” ujarnya.
Hasil survei menunjukkan, 50 persen bank asing dan bank nasional sudah yakin dengan strategi digital yang mereka implementasikan. Berdasarkan survei itu, mayoritas bank kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 dan BUKU 3 sudah melihat teknologi sebagai penggerak transformasi bisnis.
Laju migrasi yang pesat pada bank kategori BUKU 4 dan BUKU 3, lanjut Wake, berbanding terbalik dengan BUKU 2 dan BUKU 1 yang cenderung lebih lambat memberi respons akibat keterbatasan modal. Bank dengan modal dan aset besar mampu meningkatkan investasi di sektor teknologi dengan mengakuisisi perusahaan teknologi finansial (tekfin). Sementara bank kecil harus melakukan konsolidasi atau bekerja sama dengan perusahaan tekfin untuk mendorong transformasi digital.
Kanal digital
Berdasarkan survei pada 2015, hanya 10 persen responden yang menyatakan lebih dari separuh transaksi perbankan mereka diproses melalui mobile atau internet banking. Sementara pada 2018, sebanyak 67 persen responden menyatakan mayoritas transaksi dilakukan melalui kanal digital.
PwC Indonesia Advisor Chan Cheong Siew mengatakan, teknologi menjadi faktor nomor satu yang mendorong transformasi bisnis perbankan di Indonesia. Perbankan asing akan lebih terdorong untuk berinvestasi pada tampilan luar pengembangan web, sedangkan investasi bank nasional akan lebih terfokus pada sistem utama. ”Model bisnis perbankan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan digital, misalnya dengan memiliki aplikasi mobile. Bank asing dan bank swasta nasional juga memperhatikan investasi pada back office,” ujar Chan.
Banking Leader PwC Indonesia Lucy Suhenda menyebutkan, tahun ini, 67 persen bank nasional masih tetap akan melakukan ekspansi cabang. Hal ini berbanding terbalik dengan lebih dari 50 persen bank asing yang memperkirakan adanya pengurangan jumlah kantor cabang. ”Di beberapa bank nasional, nilai transaksi perbankan di kantor cabang masih lebih tinggi dibandingkan nilai transaksi di kanal digital,” kata Lucy. (DIM)