Industri Tekfin: Pinjaman Macet Perlu Diantisipasi
Oleh
Caecilia Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mengantisipasi pinjaman macet lebih tinggi, industri layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi perlu bekerja sama dengan perusahaan asuransi penjaminan. Selain itu, upaya penagihan harus diperkuat.
CEO KoinWorks Benedicto Haryono, Senin (5/3), di Jakarta, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan fitur Dana Proteksi yang bisa mengurangi dampak kerugian bagi setiap investor. Dana proteksi itu merupakan bagian dari komitmen perusahaan melindungi pemberi dana pinjaman.
”Fungsinya adalah meminimalkan kerugian modal apabila terjadi gagal bayar,” ujarnya.
Perlindungan Dana Proteksi memiliki persentase nilai mulai 20 persen hingga 100 persen. Fitur ini diinisiasi sejak awal perusahaan didirikan.
Hingga sekarang, jumlah investor yang terdaftar di KoinWorks mencapai 41.887. Benedicto menyebutkan, pinjaman macet (NPL) per Januari 2018 sebesar 0,39 persen. NPL ini disebut gagal bayar karena peminjamnya terlambat membayar angsuran 90 hari.
CEO Modalku Reynold Wijaya memandang, upaya penagihan di industri layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi memang harus kuat. Penyebabnya, peminjam umumnya belum terakses layanan jasa keuangan konvensional meskipun punya potensi layak memperoleh pinjaman.
”Tim penagihan harus memiliki kemampuan menjaga hubungan. Kualitas relasi adalah kunci. Selain itu, tim perlu memiliki prosedur penagihan yang profesional,” ucapnya.
Reynold menyebutkan, saat ini, jumlah peminjam dari Indonesia di Modalku mencapai 1.952. Dana pinjaman yang telah disalurkan berkisar Rp 639 miliar.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan, sudah ada pinjaman macet (NPL) dalam proses pinjam-meminjam uang antarpihak berbasis teknologi.
Pada akhir Desember 2017, rasio NPL sekitar 0,99 persen dari total pinjaman yang disalurkan. Namun, pada Januari 2018, rasio NPL meningkat menjadi 1,28 persen.
Total nilai pinjaman yang berhasil disalurkan per akhir Januari 2018 sebesar Rp 3 triliun. Nilai ini meningkat sekitar 17,11 persen dibandingkan awal tahun.
Jumlah peminjam meningkat 14,82 persen sejak awal tahun menjadi 115.897 orang per akhir Januari 2018. Adapun pemberi pinjaman per akhir Januari 2018 tercatat 330.154 orang atau meningkat menjadi 27,16 persen sejak awal bulan (Kompas, 5/3).