Sarana Multigriya Terbitkan Efek Beragun Aset Rp 2 Triliun
Oleh
lukita grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bekerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menerbitkan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi senilai Rp 2 triliun. Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mendukung pembiayaan perumahan.
Produk investasi bernama EBA-SP SMF-BTN-04 yang beragun aset kredit pemilikan rumah (KPR) BTN itu merupakan diversifikasi sumber pendanaan perbankan. Instrumen itu terdiri dari dua seri, yakni seri A1 senilai Rp 700 miliar dengan suku bunga 7 persen per tahun dan tenor 2 tahun, serta seri A2 senilai Rp 1,124 triliun dengan tingkat bunga 7,5 persen per tahun dan tenor 5 tahun. Sedangkan, kelas B senilai Rp 176 miliar.
Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sujanto mengemukakan, EBA-SP menyediakan alternatif dana bagi penyediaan rumah masyarakat Indonesia. Instrumen itu dinilai menjadi tonggak sejarah karena memiliki nominal terbesar dibandingkan sebelumnya, serta meningkatkan kontribusi pasar modal dalam pemenuhan kebutuhan papan.
Sejak OJK menggulirkan ketentuan EBA-SP pada 2014, tercatat 5 produk EBA-SP yang telah diterbitkan senilai total Rp 4,7 triliun.
Ini menggambarkan besarnya minat investor, kreditor asal, serta besarnya komitmen pemangku kepentingan.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengemukakan, penerbitan EBA-SP itu sejalan dengan target untuk transaksi sekuritisasi Rp 2 triliun pada 2018. Hingga kini, SMF telah melakukan 12 transaksi sekuritisasi, yakni 11 transaksi bekerja sama dengan BTN, dan 1 transaksi bekerja sama dengan Bank Mandiri.
KPR nonsubsidi
Direktur Utama BTN Maryono mengemukakan, pihaknya sudah melakukan empat kali transaksi sekuritisasi KPR melalui skema EBA-SP. Sekuritisasi aset KPR nonsubsidi akan dimanfaatkan sebagai sumber dana penyaluran KPR dan menjaga rasio kecukupan modal. Pada 2018, BTN menargetkan penyaluran KPR 750.000 unit.
Direktur BTN Nugroho Soeko mengemukakan, pertumbuhan kredit BTN tahun ini ditargetkan 22-24 persen sehingga diperlukan kecukupan modal. Penerbitan EBA-SP senilai Rp 2 triliun akan digunakan untuk pembiayaan KPR yang setara 100.000 unit rumah bersubsidi. ”Tujuannya, membiayai lebih banyak rumah karena kebutuhan rumah tinggi,” katanya.
Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Dedi Syarif Usman mengemukakan, kerja sama intensif SMF dan BTN diharapkan dapat mendukung program pembangunan 1 juta rumah, baik untuk rumah subsidi maupun nonsubsidi. Saat ini, kekurangan (backlog) perumahan di Indonesia masih cukup tinggi.