JAKARTA, KOMPAS — Tagihan atas pembayaran untuk realisasi konstruksi kereta ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi dilakukan berdasarkan realisasi konstruksi setiap tiga bulan. Pembayaran pertama telah diterima PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar Rp 3,425 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pengelola proyek LRT Jabodebek. Pembayaran itu untuk realisasi konstruksi antara Juli-September 2017.
”Setelah menunggu dua tahun, kami akhirnya menerima dari PT KAI (Persero) Rp 3,425 triliun di luar pajak yang merupakan pembayaran atas realisasi proyek Juli-September sebesar 21 persen. Sekarang kami sudah mengajukan pembayaran untuk realisasi berikutnya. Kemarin lama dan itu biasa. Mudah-mudahan yang kedua tidak terlalu lama,” kata Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto, Jumat (9/3), di Jakarta. Nilai kontrak proyek kereta ringan tersebut sebesar Rp 22,6 triliun.
Adapun, konstruksi proyek kereta ringan fase I Jabodebek direncanakan selesai Mei 2019. Per 2 Maret, realisasi pembangunan prasarana kereta ringan mencapai 34 persen. Adapun rincian per lintasan adalah Cawang-Cibubur (14,3 kilometer) terealisasi 57,3 persen, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas (10,5 km) 17,7 persen, dan Cawang-Bekasi Timur (18,3 km) 28,7 persen.
Direktur Operasi III PT Adhi Karya Pundjung Setya B mengatakan, dari penagihan hingga pembayaran membutuhkan proses di Kementerian Perhubungan dan audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Saat ini, tengah diproses penagihan untuk realisasi konstruksi Oktober-Desember 2017 senilai sekitar Rp 2 triliun.
Pundjung mengatakan, saat ini pihaknya sudah masuk ke pekerjaan sistem jalur kereta antara lain untuk pasokan listrik. Rel untuk kereta pun telah tiba di Bekasi dan akan segera dipasang. Selain itu, PT Adhi Karya juga fokus pada pemasangan konstruksi bentang panjang antara lain bentang panjang antara Jalan MT Haryono menuju Jalan Rasuna Said sepanjang 146 meter dan berbentuk melengkung. ”Juga bentang panjang yang berada di daerah Kampung Rambutan, lalu di Cawang sudah dimulai,” ujar Pundjung.
Direktur Keuangan dan Legal PT Adhi Karya Haris Gunawan mengatakan, pada proyek kereta ringan Jabodebek, PT Adhi Karya hanya berlaku sebagai kontraktor. Proyek kereta ringan tersebut tercatat sebagai aset PT KAI (Persero). Di luar proyek kereta ringan, hingga Februari 2018, PT Adhi Karya mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 1,32 triliun. (NAD)