Peran Aktif Swasta Dibutuhkan untuk Mengurangi Kemiskinan
Oleh
DD08
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peran aktif swasta dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia. Peningkatan perekonomian dan pendidikan perlu bersinergi untuk mengurangi angka pengangguran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) mencapai 26,58 juta orang atau 10,12 persen dari penduduk Indonesia. Sebagian besar penduduk miskin berada di daerah perdesaan.
Pada tahun 2017 tercatat dari 121,02 juta orang yang bekerja, 7,55 persen masuk kategori setengah menganggur. Dibandingkan tahun 2016, jumlah penganggur di Indonesia naik 10.000 orang, yaitu menjadi 7,04 juta orang pada Agustus 2017.
Pendiri Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Veronica Colondam mengatakan, untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia, diperlukan solusi dari sisi ekonomi dan pendidikan. ”Keduanya perlu berjalan beriringan sebab keterampilan dan pengetahuan saja tidak cukup apabila tidak ada lapangan kerja dan bantuan permodalan,” kata Veronica dalam diskusi bertajuk ”Supporting Indonesian Impact Business Series: Inclusive Development through Education Initiatives” pada Kamis (15/3) di Jakarta.
Atas dasar pandangan tersebut, YCAB membantu pendidikan bagi anak-anak dengan mendirikan Rumah Belajar dan membantu permodalan bagi ibunya untuk membuka usaha. Di dalam rumah, anak-anak diberikan pendidikan kejar paket dan kursus, di antaranya menjahit, elektronik, salon, dan batik. Selain itu, mereka juga diberikan pengetahuan terkait dengan pemasaran, pengenalan merek, dan pembiayaan.
Setelah anak-anak tersebut memiliki keterampilan yang cukup, mereka memulai membuka usaha. Ketika usaha mereka dapat berdiri, YCAB memberikan pinjaman permodalan untuk mengembangkannya. Pada tahun 2016, jumlah lulusan program pendidikan dari YCAB sebanyak 1.239 anak dan pada 2017 sebanyak 804 anak.
Adapun YCAB juga membantu meminjamkan modal kepada ibu-ibu sebesar Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta dalam satu periode atau 20 minggu dengan bunga 2,5 persen. Modal tersebut digunakan para ibu untuk membuka usaha.
Cara berbeda ditempuh Presiden Direktur Djarum Foundation Victor R Hartono. Ia fokus memberikan bantuan dana untuk meningkatkan keterampilan anak-anak di berbagai bidang, seperti menjadi koki dan desainer animasi.
Djarum Foundation bekerja sama dengan koki dan desainer profesional untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru agar memiliki kompetensi yang mumpuni. Selanjutnya, guru-guru tersebut mendampingi anak didik agar memiliki keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja.
Victor mengatakan, selain memberikan pelatihan, kami membantu memberikan bantuan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah kejuruan. Anak-anak juga diberikan kesempatan magang di beberapa perusahaan.
Dalam setahun, Djarum Foundation menyalurkan dana bantuan Rp 5 miliar untuk 3.000 anak-anak di Kudus, Jawa Tengah. ”Kami fokus membantu pendidikan di daerah Kudus karena Djarum berdiri di kota tersebut,” kata Victor.
Victor menuturkan, anak-anak tersebut diberikan keterampilan khusus agar dapat bekerja di perusahaan yang sudah ada. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
Sementara itu, Japfa Foundation fokus mendampingi anak-anak untuk mengembangkan pertanian dan peternakan di Indonesia. Mereka didampingi agar memiliki keahlian dan didorong menjadi wirausaha.
Junior Program Manager Japfa Foundation Dame Manalu mengatakan, pendampingan tersebut dilakukan agar anak didik memiliki keahlian yang dibutuhkan masyarakat. Mereka didorong berwirausaha agar pertanian dan peternakan di Indonesia dapat menjadi salah satu lapangan kerja yang mampu mengurangi angka pengangguran.
Dame mengatakan, anak didik juga diberikan pendidikan agar mampu menjadi ahli pertanian dan dokter hewan. ”Ketika ada permasalahan pada pertanian dan peternakan di wilayah pendampingan Japfa, mereka dapat mengatasinya sendiri dan lebih cepat,” kata Dame.
Perbaikan nutrisi
Selain membantu pendidikan dan permodalan, peran swasta juga dibutuhkan untuk membantu perbaikan nutrisi bagi anak-anak dari kalangan ekonomi ke bawah. Victor mengatakan, salah satu faktor kegagalan anak didik di sekolah, yaitu kurangnya asupan gizi saat usia dini.
Oleh karena itu, Djarum Foundation mulai mendampingi anak-anak sejak usia dini. Pendampingan tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan dana untuk memperbaiki kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak.
Victor mengatakan, kami juga mulai memberikan pendampingan pendidikan sejak usia dini. ”Salah satu penyebab anak didik kesulitan belajar di sekolah tingkat atas adalah sejak usia dini tidak diberikan pendampingan belajar dan diberikan asupan gizi yang cukup,” kata Victor.
Dame menuturkan, nutrisi dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak. Nutrisi tersebut akan tepat sasaran apabila diberikan sejak usia dini pada masa pertumbuhan.