JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk hanya membagikan 20 persen dari laba bersihnya sebagai dividen kepada pemegang saham. Adapun 80 persen laba bersihnya pada 2017 digunakan sebagai modal ekspansi untuk meningkatkan penyaluran kredit pemilikan rumah atau KPR.
”Kami mendapat tugas untuk program sejuta rumah karena masih ada potensi angka kekurangan rumah sampai 11,4 juta unit. Kementerian BUMN ingin mempercepat pemenuhan itu sehingga 80 persen laba bersih dijadikan modal ekspansi,” kata Direktur Utama BTN Maryono seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Jumat (23/3/2018), di Jakarta.
Laba bersih BTN pada 2017 sebesar Rp 3,027 triliun. Sebesar Rp 605,49 miliar dibagikan sebagai dividen, sedangkan Rp 2,421 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan.
Tahun ini, BTN menargetkan pertumbuhan kredit 22-24 persen dan menyalurkan pembiayaan untuk 750.000 unit rumah, baik untuk rumah bersubsidi maupun rumah komersial.
Maryono menambahkan, BTN akan melanjutkan pendirian anak usaha melalui mekanisme penyertaan modal. Ekspansi tersebut akan dilakukan di bidang pembiayaan, manajemen investasi, dan asuransi. Rencana bisnis tersebut memerlukan kerja sama bisnis dan proses holding di Kementerian BUMN.
Direktur Keuangan dan Treasuri BTN Iman Nugroho Soeko menambahkan, untuk membidik pertumbuhan kredit yang besar, diperlukan modal yang besar. Saat ini rasio kecukupan modal BTN sekitar 18 persen. Selain itu, BTN juga menyiapkan rencana aksi sebagai salah satu dari 12 bank sistemik.
Dalam RUPST tersebut juga disepakati pengangkatan direktur baru BTN, yakni Yossi Istanto sebagai Direktur Strategic Human Capital.
Kartu kredit Bukopin
Di tempat terpisah, Kepala Divisi Kartu Kredit dan Merchant PT Bank Bukopin Tbk Rudi Satriadi menyebutkan, transaksi kartu kredit Bukopin pada 2017 sebesar Rp 4 triliun. Transaksi itu dilakukan 1,04 juta pemegang kartu kredit Bukopin.
Menurut Direktur Bank Bukopin Rivan Purwanto, tren berwisata, kegiatan kuliner, dan belanja secara elektronik belakangan ini mendominasi perilaku konsumen.
”Melihat perkembangan tren konsumsi saat ini, kami berharap minimal ada kenaikan 15 persen dari jumlah pemegang kartu kredit Bukopin keseluruhan,” ujar Rivan di Jakarta, Jumat.
Ia melanjutkan, kontribusi kartu kredit terhadap pendapatan berbasis biaya di Bank Bukopin berkisar 25-28 persen pada 2017. Tahun ini, pihaknya menargetkan kontribusi kartu kredit terhadap pendapatan berbasis biasa bisa mencapai 35 persen.