logo Kompas.id
EkonomiPotensi Rebutan Bahan Olah...
Iklan

Potensi Rebutan Bahan Olah Ancam Industri Karet

Oleh
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UTBpmvtnKjzwk649amk2WBFTNTM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2F512834_getattachmentc29efc59-4398-4262-967e-35edd0b6ddc1504218.jpg
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Petani karet tengah menyadap di kebunnya yang terletak di Pulau Harapan, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (12/2/2018). Harga karet saat ini belum membaik. Di tingkat petani harga karet hanya Rp 5.000 per kilogram. Petani berharap pemerintah segera melakukan kebijakan strategis agar harga karet membaik.

JAKARTA, KOMPAS — Para pelaku industri karet menilai rencana pemerintah mencabut industri karet remah dari daftar negatif investasi berisiko mengancam industri karet di dalam negeri. Pencabutan itu membuka peluang investasi asing masuk kian deras. Akibatnya, perebutan bahan olah karet rakyat makin sengit dan berisiko menyingkirkan pelaku yang sudah ada.

Kekhawatiran muncul seiring mencuatnya rencana pemerintah mencabut industri karet remah (crumb rubber) dari Daftar Negatif Investasi (DNI). Saat ini, karet remah masuk dalam DNI dengan kategori bidang usaha terbuka dengan persyaratan, antara lain, syarat izin khusus dari Menteri Perindustrian melalui ketentuan terpadu dengan pengembangan perkebunan karet.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000