SURABAYA, KOMPAS — Acara ”Mlaku-mlaku Nang Tunjungan”, Kamis (29/3/2018), diikuti 150 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah Surabaya. Acara yang berlangsung pukul 16.00 hingga pukul 22.00 itu didatangi sekitar 100.000 orang. Penjualan produk pelaku UMKM mencapai Rp 2 miliar.
Sufiyanto Arief, penjual nasi Sego Soge, Minggu (1/4), di Surabaya, mengatakan, dirinya mampu menjual lebih dari 700 porsi Sego Soge, yakni nasi putih disertai sosis, daging sapi, telur, aneka bakso disiram saus barbeque. Omzet yang didapatkan di ajang promosi di Jalan Tunjungan itu Rp 18 juta. Sama dengan omzetnya sebulan. Seporsi Sego Soge dijual Rp 25.000.
Menurut Arief, acara bulanan itu dinantikan para pelaku UMKM Surabaya. ”Jualan semalam bisa untuk membayar sewa tempat usaha,” kata Arief yang omzetnya pernah mencapai Rp 23 juta di acara tersebut.
Bagi Diah Arfianti, pedagang lain, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan digunakan sebagai ajang memperkenalkan produk barunya, Sego Cingur. ”Efektif untuk promosi produk baru karena pengunjung bisa langsung mencoba sekaligus memberikan masukan,” ujarnya. Ia membawa 100 porsi Sego Cingur. Baru tiga jam berjualan, dagangan habis.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan 3.760 pelaku UMKM untuk menjual dagangan secara bergantian di ajang itu. Tiap kali ada 150 stan makanan dan kerajinan khas Surabaya mendapat giliran.
”Mereka yang terpilih sudah melewati proses kurasi dan masuk binaan Pemkot Surabaya,” ucap Widodo.
Bangkit kembali
Ajang Mlaku-mlaku Nang Tunjungan, menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menjadi salah satu upaya untuk menghidupkan kembali kawasan jalan sepanjang 500 meter itu. Sejak 2016, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan sering digelar. Tempat usaha di sepanjang Jalan Tunjungan, yang puluhan tahun tutup, mulai bangkit kembali, terutama toko, hotel, dan depot yang dikelola pelaku UMKM.
Pada 2016-2017, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan digelar tiga kali setahun. Tahun 2018, acara ini akan digelar rutin tiap bulan karena dinilai berhasil menghidupkan kembali Jalan Tunjungan sekaligus memberikan ladang penghasilan baru kepada pelaku UMKM di Surabaya.
”Tujuan menghidupkan kembali Jalan Tunjungan untuk memberikan tempat bagi ribuan pelaku UMKM di Surabaya di berbagai sektor, terutama makanan dan minuman serta kerajinan tangan untuk berjualan, sekaligus mempromosikan produknya,” ujar Risma.
Risma meminta pelaku UMKM di Surabaya untuk memanfaatkan fasilitas pembinaan dari Pemkot Surabaya. Pedagang yang boleh berjualan di Jalan Tunjungan harus memenuhi standar yang ditentukan Pemkot Surabaya agar kualitas acara ini terjaga.
Apalagi, pengunjung yang hadir dan membeli produk UMKM saat Mlaku-mlaku Nang Tunjungan digelar bukan hanya orang Surabaya, melainkan juga tamu Pemkot Surabaya dan pengunjung dari daerah lain.
Setiap bulan, ada pihak lain yang diajak pemkot berkolaborasi untuk menyelenggarakan ajang promosi ini. Sebagai contoh, bulan lalu pemkot bermitra dengan Ikatan Arsitek Indonesia. Kali ini dengan PR Indonesia.
”Mlaku-mlaku Nang Tunjungan, bagi pelaku UMKM, merupakan ajang untuk mengasah kemampuan dalam mengembangkan usaha. Tidak hanya soal kualitas dan rasa, tetapi juga tampilan produk termasuk kemasannya,” kata Risma. (ETA/SYA)