JAKARTA, KOMPAS — Realisasi penyaluran dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, atau FLPP, hingga kini mencapai 3.148 unit rumah. Jumlah itu 7,4 persen dari target 42.000 unit yang diyakini bakal tercapai tahun ini.
”Saya kira, dari sisi suplai rumah cukup besar, suplai dana dari pemerintah juga cukup. Maka, saya kira, tahun ini penyalurannya akan lebih baik dari tahun lalu,” kata Direktur Utama Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Budi Hartono di Jakarta, Jumat (6/4/2018).
FLPP merupakan program pembiayaan pembelian rumah pertama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tahun lalu, penyaluran dana FLPP mencapai 23.763 rumah dengan total anggaran Rp 2,7 triliun.
Tahun ini, pemerintah menyiapkan Rp 4,5 triliun dengan target 42.000 rumah. Jumlah itu terdiri dari alokasi APBN 2018 sebesar Rp 2,2 triliun dan Rp 2,3 triliun dari pengembalian pokok.
Menurut Budi, jumlah rumah yang dibiayai dengan dana FLPP kemungkinan akan bisa lebih besar dari target tahun ini. Sebab, porsi pembiayaan pemerintah untuk rumah bersubsidi melalui FLPP direncanakan turun dari 90 persen menjadi 75 persen dengan adanya dukungan pembiayaan dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero). Dukungan itu menurunkan beban fiskal pemerintah.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata menambahkan, tantangan bagi pengembang rumah masyarakat berpenghasilan rendah adalah tingginya bunga kredit konstruksi, yakni 13-14 persen. Ironisnya, mayoritas pengembang rumah masyarakat berpenghasilan rendah adalah pengembang kecil dengan kemampuan finansial terbatas.
Jaminan
Terkait hal itu, Perusahaan Kredit Umum Jaminan Indonesia (Jamkrindo) menyatakan siap menjadi penjamin bagi anggota Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia guna mendukung Program Sejuta Rumah. Hal ini diharapkan jadi solusi bagi pengembang berskala usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) serta koperasi yang kerap kesulitan mengajukan pinjaman.
Dari 4.500 pengembang yang tercatat sebagai anggota REI, 3.500 pengembang merupakan pengembang berskala UMKM. Hampir seluruh pengembang berskala kecil tersebut merupakan pengembang yang menggarap Program Sejuta Rumah.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto menyatakan, pihaknya akan memproses penjaminan sesuai ketentuan. Pinjaman dilakukan terhadap pengajuan kredit oleh anggota REI atas rekomendasi dan seleksi dari REI.
Pengembang bisa memanfaatkan beragam produk penjaminan yang ditawarkan Jamkrindo, antara lain penjaminan kredit modal kerja konstruksi dan penjaminan kredit pemilikan rumah.