Pasar Saham Nikmati Sentimen Membaiknya Peringkat Utang RI
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sejumlah sentimen positif, termasuk kenaikan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service, mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sentimen positif perlahan menumbuhkan kepercayaan investor, sehingga menarik aliran modal masuk ke pasar domestik
Pada 13 April waktu Indonesia, Moody’s menaikkan peringkat utang asing Indonesia dari Baa3 dengan proyeksi positif menjadi Baa2 dengan proyeksi stabil. Dalam pembukaan perdagangan Selasa (17/4/2018), IHSG menguat sebesar 10,29 poin seiring sikap positif investor. Hari sebelumnya, IHSG ditutup pada level 6.286, naik 16 poin atau 0,26 persen.
Analis Mega Capital Indonesia Fikri Syaryadi menilai kenaikan peringkat akan menambah keyakinan bagi investor asing untuk menanamkan dananya di Indonesia. Sebab, risiko utang asing Indonesia juga akan membaik.
"Sentimen-sentimen positif tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan investor, sehingga menarik capital inflow ke pasar domestik," katanya.
Meski tidak serta merta berdampak langsung mendongkrak harga saham, kenaikan peringkat utang asing oleh Moodys Investor Service mendorong investor untuk mencari saham berprospek baik. Hal ini, lanjut Fikri, juga membuat penurunan IHSG terbatas.
Kepala Divisi Komunikasi BEI Oskar Herliansyah berharap peringkat utang Indonesia yang terus membaik dapat berdampak modal asing bisa kembali masuk ke Indonesia. Pihaknya optimistis peningkatan peringkat berdampak tren positif bagi perekonomian domestik serta kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Naiknya level peringkat utang Indonesia diharapkan memberikan tren positif kepada pasar modal RI maupun perekonomian domestik," kata Oskar.
Rata-rata nilai transaksi harian saham di BEI pekan lalu mengalami peningkatan 16,55 persen menjadi Rp 6,90 triliun dari Rp 5,92 triliun sepekan sebelumnya. Sementara rata-rata volume transaksi harian saham di BEI pekan lalu juga alami peningkatan 12,89 persen dibanding pekan sebelumnya, dari 8,22 miliar unit saham menjadi 9,28 miliar unit saham.
Sejumlah survei global menempatkan Indonesia sebagai tujuan utama investasi global. Survei The Economist Corporate Network terhadap 223 eksekutif bisnis yang berbasis di Asia pada 2017, misalnya, menempatkan Indonesia di peringkat ketiga tujuan investasi terbaik, setelah China dan India.
Sejak akhir 2017 lalu, terdapat empat lembaga pemeringkat yang sudah memberikan peringkat Baa2 atau BBB, yakni Fitch Rating, JCRA, R&I, dan Moody’s. Sementara peringkat utang Indonesia dari Standard & Poor’s (S&P) tercatat berada di level BBB-.