JAKARTA, KOMPAS — Ketimpangan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia bagian timur masih menjadi persoalan. Proyek pembangunan jaringan tulang punggung pita lebar Palapa Ring paket timur diharapkan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan itu.
Proyek pembangunan jaringan tulang punggung pita lebar Palapa Ring sebenarnya terdiri atas tiga paket. Paket barat memiliki panjang kabel 2.275 kilometer dan menjangkau 12 kabupaten/kota. Paket tengah mempunyai panjang 2.995 km dan melewati 27 kabupaten/kota. Adapun paket timur mempunyai panjang 6.878 km dan melewati 51 kabupaten/kota.
Tujuan proyek adalah mengatasi tidak adanya infrastruktur telekomunikasi di kabupaten/kota yang dirasa tidak memiliki nilai ekonomi tinggi bagi industri.
Sesuai data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sampai Maret 2018, perkembangan status pembangunan konstruksi paket barat sudah selesai 100 persen, paket tengah 76 persen, dan paket timur 43 persen.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Anang Latif yang dihubungi, Selasa (17/4/2018), dari Jakarta, mengatakan, khusus bagian timur, proyek Palapa Ring dilengkapi dengan jalur melingkar (konsep cincin). Tujuannya mengantisipasi apabila terjadi putus sambungan.
Untuk wilayah timur, khususnya Papua, dia menyebut hanya Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi yang telah memiliki infrastruktur jaringan tulang punggung pita lebar. Namun, infrastruktur yang perusahaan itu bangun tidak dilengkapi rute alternatif untuk antisipasi terjadinya kabel putus.
Apabila Palapa Ring paket timur beroperasi, jaringannya dengan jaringan milik Telkom akan sinergi sehingga ada jaringan alternatif ketika terjadi kabel putus.
Untuk mengatasi ketimpangan infrastruktur telekomunikasi antardaerah, katanya, pemerintah akan membangunnya. Dana pembangunan diambil dari dana kewajiban pelayanan universal, hasil iuran 1,25 persen dari pendapatan kotor operator.
Anang menyebutkan, sekitar 700 titik lokasi daerah yang dianggap memiliki nilai ekonomi tinggi sudah terbangun infrastruktur telekomunikasi seluler. Namun, infrastraktur yang terbangun itu baru menggunakan teknologi seluler 2G.
”Anggaran terbatas. Pada awalnya kami bangun 2G dulu sampai kami memiliki kapasitas transponder sendiri dan Palapa Ring beroperasi, lalu berangsur-angsur akan dialihkan ke 4G LTE,” katanya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan, konstruksi semua paket di proyek Palapa Ring harus selesai pada 2018 sehingga tahun 2019 sudah bisa dioperasikan.
Untuk pemerataan infrastruktur jaringan khusus Papua dan Papua Barat, dia memastikan rute pembangunan Palapa Ring paket timur menjangkau kabupaten/kota lebih banyak dibandingkan milik operator. Total terdapat 51 kabupaten/kota dilewati rute itu.
Secara terpisah, Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk Tri Wahyuningsih mengatakan, perusahaannya masih akan terus melakukan perluasan pembangunan infrastruktur jaringan di luar Jawa, termasuk kawasan timur Indonesia. Strategi ini diterapkan pada 2017 dan kembali dilakukan tahun 2018.
Pada 2017, jaringan 4G LTE XL Axiata telah menjangkau di 360 kota/kabupaten dengan total lebih dari 17.000 pemancar 4G LTE dan hampir 46.000 pemancar 3G. Sekitar 60 persen dari total pemancar yang dibangun pada 2017 berada di luar Jawa.
Menurut dia, XL Axiata berpartisipasi sebagai operator peserta pembangunan infrastruktur yang didanai dana kewajiban pelayanan universal (USO). XL Axiata sebagai pelaksana berdasarkan penunjukan dari Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI sekarang BAKTI) Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Untuk tahap awal di kawasan timur, XL Axiata sudah membangun jaringan telekomunikasi melalui program USO di Sulawesi Tenggara, tepatnya di kabupaten Kepulauan Konawe. Lalu, ada pula di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Bima (Nusa Tenggara Barat).
XL Axiata telah memiliki wilayah operasional layanan di Papua, antara lain Mimika, Manokwari, dan Merauke.
Tri mengatakan, pihaknya juga sedang membangun infrastruktur jaringan berupa kabel laut dengan rute Perth (Australia Barat)-Anyer (Indonesia)-Singapura. Pembangunannya dilakukan bekerja sama dengan mitra. Jalur ini sudah disepakati.
”Pembangunan proyek tersebut tidak akan sampai Papua. Rute melalui Anyer telah disepakati dengan mitra,” katanya.
Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya mengungkapkan, perencanaan perluasan jaringan ke Papua akan menunggu kesiapan Palapa Ring Timur. Transmisi jaringan hasil Palapa Ring ini akan XL gunakan untuk membawa arus lalu lintas data internet.
Wakil Presiden Direktur Hutchison 3 Indonesia Danny Buldansyah mengemukakan, perusahaannya berencana menambah kapasitas layanan 4G LTE hanya di daerah yang sudah menjadi operasional mereka. Ada juga rencana membangun infrastruktur jaringan baru di Sulawesi. Dia memastikan, perusahaannya belum akan ekspansi ke wilayah timur lainnya.
”Ekspansi, baik berupa menambah jangkauan pasar maupun kapasitas, tergantung dari evaluasi perusahaan terhadap potensi pendapatan, biaya pembangunan, dan pengoperasiannya. Kami berharap beroperasinya Palapa Ring kelak akan menjadikan penambahan jangkauan pasar baru lebih memungkinkan,” katanya.