Rural Taobao, Strategi Alibaba Berdayakan Ekonomi Desa

KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Kantor perwakilan Taobao di Desa Leping, wilayah Qianchuan, Provinsi Zhejiang, China, mendukung warga desa dalam bertransaksi secara daring, Selasa (17/4/2018).

HANGZHOU, KOMPAS — Grup Alibaba memiliki proyek bernama Rural Taobao untuk memberdayakan masyarakat pedesaan di China. Sejumlah jaringan pusat pelayanan untuk memberi dukungan—termasuk di aspek informasi mengenai e-dagang dan logistik—dikembangkan di tingkat kabupaten melalui proyek tersebut.

Pusat layanan di tingkat kabupaten tersebut menjadi pusat pelatihan bagi pengelola pusat-pusat layanan tingkat di bawahnya. Masyarakat desa pun selanjutnya dapat memanfaatkan pusat layanan tersebut dalam bertransaksi, baik membeli barang maupun menjual produk, melalui pasar online (dalam jaringan/daring) yang lebih luas.

Rombongan jurnalis dari Indonesia yang mengikuti tur media Alibaba ke Hangzhou pada Selasa (17/4/2018) siang hingga petang diajak ke jaringan pusat layanan tersebut. Lokasi yang kami datangi ada di Desa Leping, wilayah Qianchuan, dan Desa Bainiu di Provinsi Zhejiang.

Perwakilan program Rural Taobao, Zheng Weiling, menuturkan, dirinya membuka pusat layanan di Desa Leping pada 2015. Melalui kiprah pusat layanan tersebut, masyarakat desa sekitar pun menjadi semakin mengenal praktik bertransaksi secara daring.

KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Kantor perwakilan Taobao di Desa Leping, wilayah Qianchuan, Provinsi Zhejiang, China, mendukung warga desa dalam bertransaksi secara daring, Selasa (17/4/2018).

Ada sebagian warga yang memilih agar barang pesanannya yang dibeli secara daring terlebih dahulu ditaruh di pusat layanan, kemudian mereka ambil. Namun, ada pula yang meminta agar barang mereka diantar langsung ke rumah.

”Penghasilan bulanan saya sekitar 6.000 yuan (sekitar Rp 13,1 juta pada kurs 1 yuan setara dengan Rp 2.190),” kata Zheng Weiling.

Masyarakat Bainiu, sebuah desa di kawasan pegunungan Lin’an, juga memanfaatkan internet dalam memasarkan produk kacang kenari. Ada 68 toko dalam jaringan di desa tersebut.

Kacang yang dibeli dari daerah sekitar diolah, dikemas secara menarik, kemudian dipasarkan secara daring.

Senada dengan Zheng Weiling, Xu Bingbing yang ditemui di Desa Bainiu mengatakan, berbisnis secara daring memungkinkannya bekerja dengan tetap berada dekat keluarga di desa. Pengeluaran atau biaya hidup di desa pun lebih hemat dibandingkan di perkotaan.