JAKARTA, KOMPAS – Hingga akhir triwulan I-2018, penyaluran kredit pemilikan rumah subsidi masih mendominasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Tahun ini, Bank BTN berencana untuk menyalurkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP.
Hingga 31 Maret, Bank BTN telah menyalurkan kredit perumahan untuk 278.262 unit rumah senilai Rp24,25 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas penyaluran KPR Subsidi sebanyak 44.407 unit senilai Rp 5,36 triliun, disusul KPR nonsubsidi sebanyak 12.811 unit senilai Rp 4,27 triliun.
Selain itu, penyaluran kredit konstruksi untuk rumah subsidi berkonstribusi 131.801 unit senilai Rp 3,66 triliun. Sementara, penyaluran kredit konstruksi untuk rumah nonsubsidi sebanyak 89.244 unit senilai Rp10,96 triliun. Realisasi tersebut mencapai 37,1 persen dari total target Bank BTN terhadap Program Sejuta Rumah, yakni sebanyak 750.000 unit rumah hingga akhir 2018.
“Peningkatan penyaluran KPR didominasi KPR subsidi tumbuh sebesar 32,96 persen dibanding tahun lalu (yoy). Sementara KPR nonsubsidi hanya meningkat 12,24 persen,” kata Direktur Utama Bank BTN Maryono dalam paparan kinerja Bank BTN, Kamis (19/4/2018), di Jakarta.
Dengan pertumbuhan tersebut, KPR subsidi tumbuh menjadi Rp79,14 triliun per triwulan KPR non-subsidi menjadi Rp69,8 triliun. Sementara kredit konstruksi tumbuh 17,85% yoy menjadi Rp27,03 triliun, dan kredit perumahan lainnya menjadi Rp8,48 triliun pada akhir Maret 2018.
Untuk dana pihak tetiga (DPK) tumbuh sebesar 23,54 persen dari Rp157,41 triliun pada triwulan I-2017 menjadi Rp194,48 triliun per triwulan I-2018. Maryono optimistis, kenaikan DPK tersebut akan mendukung pertumbuhan kredit dan pembiayaan sesuai target hingga akhir tahun nanti.
Menurut Maryono, pangsa pasar Bank BTN untuk penyaluran kpr subsidi masih memimpin dengan 95,42 persen. Sementara untuk penyaluran KPR nonsubsidi sekitar 37,34 persen. Untuk KPR subsidi, menurut Maryono, Bank BTN berencana untuk ikut menyalurkan FLPP. “Nanti akan mulai di semester II-2018. Untuk jumlahnya tergantung pemerintah,” kata Maryono.
Untuk strategi ke depan, lanjut Maryono, Bank BTN akan tetap mempertahankan jumlah outlet serta meningkatkan jumlah agen laku pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif). Untuk outlet yang belum maksimal, pihaknya akan merelokasinya.
Direktur Commercial Banking Bank BTN Oni Febriarto Rahardjo mengatakan, bunga untuk kredit konstruksi untuk rumah subsidi sebesar 9,75 persen. Sementara untuk kredit konstruksi umum sekitar 11 persen. “Kan harus berpihak pada rakyat,” kata Oni.