JAKARTA, KOMPAS — PT Bukit Asam Tbk membukukan laba usaha Rp 2,04 triliun sepanjang triwulan I-2018. Capaian ini melonjak 167 persen dibandingkan dengan periode serupa di 2017 yang sebanyak Rp 1,22 triliun. Kenaikan ini ditopang dengan naiknya harga batubara yang kini ada di level 94,75 dollar AS per ton.
”Laba bersih juga naik signifikan dari Rp 870 miliar pada triwulan I-2017 menjadi Rp 1,45 triliun di triwulan I-2018,” kata Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin dalam paparan kinerja, Kamis (19/4/2018), di Jakarta.
Arviyan menambahkan, hasil penjualan ekspor batubara menopang sekitar 55 persen dari total pendapatan perusahaan. Adapun penjualan batubara ke pasar domestik untuk pembangkit listrik PLN menopang sekitar 43 persen. Selebihnya, pendapatan diperoleh dari aktivitas usaha lain, seperti penjualan listrik, jasa rumah sakit, briket batubara, atau jasa sewa lainnya.
Mengenai volume penjualan, menurut Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman, realisasi sepanjang triwulan I-2018 sebanyak 6,3 juta ton atau naik dibandingkan periode serupa tahun lalu yang sebanyak 5,4 juta ton. Bukit Asam sengaja menaikkan volume penjualan di tengah tingginya indeks harga batubara.
”Peningkatan penjualan ini bagian dari strategi perusahaan,” ujar Suherman.
Tahun ini, perusahaan menargetkan volume penjualan menjadi 25,88 juta ton dengan komposisi 53 persen untuk pasar domestik dan 47 persen untuk ekspor. Secara total, terget penjualan tahun ini lebih tinggi daripada realisasi tahun lalu yang sebanyak 23,63 juta ton.