WASHINGTON DC, KOMPAS--Sebanyak 69 persen atau 3,8 miliar orang penduduk dunia memiliki rekening pada institusi keuangan atau melalui rekening di telepon seluler. Persentase ini meningkat dibandingkan dari 62 persen pada 2014 dan 51 persen pada 2011.
Menurut hasil survei Bank Dunia pada 2017 yang dituangkan dalam Indeks Keuangan Global (Global Financial Index/Findex), sebanyak 515 juta orang dewasa di dunia membuka akun pada institusi keuangan atau melalui rekening telepon seluler pada 2014-2017. Meski demikian, peningkatan kepemilikan jumlah akun itu tidak merata di seluruh negara.
Di Indonesia, menurut Findex 2017, sebanyak 49 persen masyarakat dewasanya sudah memiliki akun pada institusi keuangan atau melalui ponsel. Sebaliknya, 95 juta orang dewasa di Indonesia belum memiliki akun, baik pada institusi keuangan maupun melalui ponsel.
"Inklusi keuangan membuat orang bisa menyimpan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, meminjam dana untuk mendukung usaha, atau untuk berjaga-jaga memenuhi kebutuhan daruratnya," kata Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim dalam Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (20/4/2018).
Kim menambahkan, kepemilikan ponsel dan akses terhadap internet turut mendorong peningkatan inklusi keuangan tersebut. Hal ini juga terlihat dari Findex 2017, berupa peningkatan penggunaan ponsel dan internet dalam transaksi keuangan. Pada 2014-2017, penggunaan ponsel dan akses internet ini berkontribusi 76 persen terhadap peningkatan kepemilikan akun keuangan masyarakat dunia.
"Penggunaan teknologi mendorong akses dan penggunaan layanan jasa keuangan," kata Kim.
Kendati jumlah pemilik akun pada bank atau melalui ponsel meningkat, namun secara keseluruhan ada 1,7 miliar orang dewasa masih belum mengakses bank atau layanan jasa keuangan. Padahal, dua per tiga dari mereka memiliki ponsel, yang seharusnya bisa digunakan untuk mengakses layanan keuangan.
Masyarakat yang belum memiliki akun pada bank atau melalui rekening pada ponsel tersebut umumnya ada di negara-negara berkembang. China merupakan negara dengan jumlah masyarakat yang belum memiliki rekening terbesar, yakni 225 juta orang. Setelah China, disusul India (190 juta orang), Pakistan (100 juta orang), dan Indonesia (95 juta orang).
Menurut Bank Dunia, teknologi digital dapat memberikan manfaat, yakni membawa masyarakat mengenal sistem keuangan. Hal itu misalnya dengan cara membayarkan pensiun dan manfaat sosial kepada masyarakat melalui rekening pada bank.
Dalam jumpa pers di acara Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Washington DC, Kamis (19/4/2018), Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde yang ditanya mengenai Indonesia menyampaikan kesan baiknya mengenai penggunaan teknologi digital oleh pemerintah dalam menjangkau penduduk di 17.000 pulau di Indonesia. "Saya dan Presiden Joko Widodo mengunjungi salah satu rumah sakit dan mengetahui bahwa lebih dari sepertiga populasi saat ini mendapatkan manfaat dari akses kesehatan secara gratis menggukan kartu," katanya.
Namun, Kepala ekonom Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean mempertanyakan penghitungan yang digunakan Bank Dunia. Menurut caatan Adrian, berdasarkan Findex, dalam setahun, kepemilikan akun layanan keuangan di Indonesia meningkat 13 persen, dari 36 persen pada 2016 menjdi 49 persen pada 2017.