Dapatkan Kredit Melalui Ujung Jari
Di genggaman tangan, urusan beli barang secara daring makin memanjakan pembeli. Bahkan, kini tidak perlu khawatir kalau Anda tak punya kartu kredit. Ada sejumlah aplikasi teknologi finansial yang menyediakan layanan beli barang dengan sistem cicilan tanpa kartu kredit. Cuma, Anda tetap perlu mengontrol jari supaya tagihan tak menumpuk.
Dalam dua tahun terakhir, teknologi finansial merebak bagai jamur di musim hujan. Berbagai aplikasi muncul dan menawarkan berbagai keungulan. Salah satunya ialah kemudahan dalam memberikan kredit barang.
Di salah satu kantor perusahaan swasta di Jakarta Barat, Andro Hermawan (28) menghabiskan waktu istirahat siangnya di pantry kantornya. Ketika sendok di tangan kanan sibuk menyuapkan makanan, tangan kiri Andro sibuk menari di layar gawai miliknya.
Layar gawai menampilkan sejumlah jaket kulit pria dengan berbagai model dan harga. Setelah menemukan yang cocok, ia pilih besaran dan lama cicilan. ”Tinggal tunggu beberapa hari, pesanan sampai di rumah dan siap untuk digunakan touring bersama klub motor. Pembayarannya bisa cicil lewat transfer bank atau lewat kios-kios pembayaran,” kata dia.
Jaket yang dipilih seharga Rp 300.000. Dengan bunga 12 persen, Andro harus membayar Rp 336.000 selama 3 bulan. Setiap bulan Andro harus menyisihkan uang sebesar Rp 112.000 dari gajinya.
”Kalau saya membayar langsung Rp 300.000, keuangan saya pasti akan terganggu. Namun, kalo mencicil sekitar Rp 100.000 per bulan bebannya lebih ringan dan tidak memengaruhi kebutuhan yang lainnya,” ujar dia.
Aplikasi yang digunakan Andro untuk berbelanja dengan mengangsur ialah Akulaku. Melalui aplikasi tersebut, konsumen dapat melakukan angsuran tanpa harus memiliki kartu kredit. Tak hanya itu, konsumen juga dapat berbelanja kapan saja, di mana saja.
Supervisor Sales Akulaku Supriadinsyah menuturkan, konsumen hanya perlu memasang aplikasi Akulaku di gawai lalu melakukan pendaftaran. Saat mendaftar, konsumen perlu mengunggah beberapa dokumen, antara lain KTP, data diri, alamat tinggal, alamat bekerja, serta nomor telepon selain nomor pribadi.
”Setelah terdaftar, konsumen dapat langsung mengajukan batas pinjaman. Sebelum melakukan pembelian, konsumen harus menunggu persetujuan maksimal 2 x 24 jam. Namun, saat ini tak lebih dari 2 jam, persetujuan sudah keluar,” ujarnya.
Supriadinsyah mengungkapkan, persetujuan dilakukan oleh sistem yang dimiliki oleh Akulaku. Hingga saat ini, persentase persetujuan antara 30-35 persen. Selama Maret, terdapat 7.554 orang yang mendaftar, sementara yang sudah mendapat persetujuan sekitar 2.000 pengguna.
Melalui Akulaku, konsumen yang umumnya para pekerja dapat akan mendapat kredit minimal Rp 3 juta hingga maksimal 25 juta per bulan. Pada awal, plafon pinjaman pengguna Akulaku Rp 5 juta per bulan.
Terkait potensi kredit macet, Akulaku menyiapkan sistem untuk mengetahui keberadaan debitur. Sistem langsung menyimpan data debitur hingga Imei gawai yang digunakan sehingga keberadaan debitur bisa dilacak menggunakan GPS Tracking.
Layanan sejenis Akulaku antara lain adalah Kredivo. Akshay Garg, Co-founder dan CEO Kredivo, menjelaskan, Kredivo berskala rintisan dan bergerak di penyediaan pendanaan. Beberapa investor modal ventura ikut menyokong modal operasional Kredivo, antara lain NSI Ventures, Jungle Ventures, dan 500 Startups. ”Kami melayani fasilitasi kredit untuk pembelanjaan kebutuhan. Sumber dana kredit diperoleh dari BFI Finance, salah satu perusahaan multif finance terbesar di Indonesia,” tutur dia.
Sejak awal beroperasi, Kredivo bermitra dengan kreditur BFI Finance. Dalam perkembangannya, Kredivo bekerja sama dengan sekitar 10 kreditur yang berbeda, termasuk BFI Finance. Penerima dana pinjaman pembelanjaan dari Kredivo telah mencapai satu juta pengguna.
Transaksi efisien
Akshay mengatakan, Kredivo tidak hanya memberikan kredit belanja bagi konsumen. Teknologi yang diciptakan Kredivo berusaha menyederhanakan transaksi e-dagang. Sebagai gambaran, pelanggan cukup tekan fitur ”Buy Now, Pay Later.”
Dari sisi perusahaan e-dagang, Akshay mengklaim, solusi yang Kredivo dapat meningkatkan penjualan 30- 50 persen. Untuk operasional, Kredivo telah resmi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan per 21 Maret 2018.
Baru-baru ini, Kredivo menjalin kerja sama dengan Tokopedia. Chief Operational Officer Tokopedia Mellissa Siska Juminto menilai, ekosistem keuangan digital yang mudah diakses dan efisien perlu terus dibangun. ”Solusi yang ditawarkan Kredivo memberi tambahan alternatif pembayaran belanjaan bagi para pelanggan,” tutur dia.
Di tengah kemudahan akses, konsumen tetap dituntut untuk tetap bijak. Ekonom Universitas Indonesia Rhenald Kasali menyebut, teknologi finansial sudah menggunakan fitur kecerdasan tertambah. Melalui layanan tersebut karakter konsumen bisa dilacak dari jejak digital.
Lewat kecerdasan tertambah, tekfin akan memfilter barang-barang yang dibutuhkan konsumen sesuai kebiasaan dan gaya hidupnya. Dibutuhkan kebijaksanaan dari konsumen dalam berbelanja ketika mendapat aneka tawaran langsung ke gawai yang ia genggam. ”Konsumen layanan kredit berbasis finansial teknologi masih cukup bersiko bagi masyarakat Indonesia. Layanan serupa yang berbasis kartu kredit saja masih sangat beresiko, apalagi yang menwarkan kemudahan lewat tekfin,” ujarnya.